SuaraSulsel.id - Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tana Toraja, Tamrin Lodo, mengaku pihaknya tidak pernah menerima konfirmasi ataupun permohonan rekomendasi.
Terkait pembangunan musala di kawasan Objek Wisata Religi Patung Tuhan Yesus Memberkati di Kelurahan Buntu Burake, Kecamatan Makale.
Sebelumnya, ramai penolakan soal rencana pembangunan tersebut.
Menurut Tamrin, FKUB justru mengetahui informasi pembangunan tersebut dari pemberitaan media.
Baca Juga: Terungkap! Penyebab Karyawan Perempuan Tewas Tergantung di Kamar Kos Makassar
"Kami hanya tahu dari media. Tidak ada konfirmasi sama sekali dari panitia pembangunan," kata Tamrin saat dikonfirmasi, Selasa, 10 Juni 2025.
Ia menegaskan, hingga saat ini FKUB Tana Toraja tidak pernah dilibatkan dalam proses perencanaan maupun pemberian rekomendasi.
Padahal, hal tersebut merupakan syarat penting dalam pendirian rumah ibadah berdasarkan peraturan yang berlaku.
Tamrin menambahkan, pihaknya telah meminta agar kegiatan pembangunan musala tersebut dihentikan sementara.
Ia juga mengimbau semua pihak agar menjaga semangat toleransi dan saling menghormati antarumat beragama demi menjaga stabilitas sosial di wilayah Toraja.
Baca Juga: 15 Tahun Diabaikan, Warga Tana Toraja Patungan Perbaiki Jalan Rusak: Pemerintah ke Mana?
"Kami berharap semua pihak bisa menahan diri dan mengutamakan dialog. Toraja ini dikenal dengan toleransinya, dan itu harus dijaga bersama," ujarnya.
Dianggap Cederai Toleransi
Sementara itu, puluhan anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tana Toraja menggelar aksi unjuk rasa di Makale pada hari yang sama.
Dalam aksinya, mereka mendesak Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan untuk segera mencopot AKBP Budi Hermawan dari jabatannya sebagai Kapolres Tana Toraja.
Desakan ini mencuat menyusul keikutsertaan AKBP Budi Hermawan dalam prosesi peletakan batu pertama pembangunan musholla pada Minggu, 8 Juni 2025 kemarin.
GMKI menilai, tindakan tersebut mencerminkan kelalaian serius terhadap prosedur hukum serta ketidakpekaan terhadap konteks sosial masyarakat setempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Mantan Dirut ASDP Ira Puspadewi Segera Disidang, Kursi Pesakitan Menanti
-
Daftar 5 Motor Listrik Murah Juni 2025: Mulai Rp 6 Jutaan, Disubsidi Pemerintah!
-
Daftar 5 Mobil Baru Murah di Indonesia Juni 2025: Mulai Rp 130 Jutaan, Desain Keren dan Irit BBM!
-
Hancurkan Malaysia 4-0, Timnas Putri Indonesia ke Semifinal Piala AFF U-19 2025
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
Terkini
-
Sinergi Pabrik Tepung Terigu untuk Kesejahteraan Masyarakat Makassar
-
11 Ribu Lulusan SMP di Kota Makassar Terancam Tidak Lanjut ke SMA Negeri
-
Uji Kenyamanan Transportasi Publik Makassar: Bima Arya Naik Pete-Pete & Becak
-
Korupsi Jalur Kereta Api Sulsel, KPK Dalami Hal Ini
-
Narendra Modi: Gambar-gambar Dari Lokasi Jatuhnya Pesawat Air India Sangat Menghancurkan Hati