Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 10 Mei 2025 | 12:33 WIB
Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Komisi Disiplin (komdis) PSSI menjatuhkan sanksi berat kepada Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes yakni larangan bermain selama satu tahun.

Sanksi berat dijatuhkan kepada Yuran buntut kritiknya terhadap sepak bola Indonesia setelah timnya kalah 1-3 dari PSS Sleman dalam lanjutan BRI Liga 1, Sabtu (3/5) malam.

Mengutip dari unggahan dari akun resmi PSM Makassar, Jumat 9 Mei 2025, pemain Tanjung Varde itu mendapatkan sanksi sangat berat dari Komite Displin PSSI yakni larangan bermain selama 1 tahun.

"Dari hasil sidang Komite Displin PSSI, Yuran Fernandes dianggap melanggar pasal 59 ayat 2 jo pasal 141 Kode Displin PSSI tahun 2023."

Baca Juga: Liga Kompas U-14 2024/2025, Cetak Generasi Emas Sepak Bola Sejak Dini

"Sdr Yuran Fernandes Rocha Lopes dikenakan sanksi larangan beraktivitas dalam kegiatan sepak bola Indonesia selama 12 bulan sejak keputusan ini diterbitkan," bunyi pernyataan Komite Displin PSSI.

Artinya, hukuman ini berlaku mulai melawan Malut United di Stadion BJ Habibie, Parepare pada Sabtu (10/5) pukul 16.30 Wita.

Tidak hanya sanksi larangan bermain,Yuran juga dikenakan denda sebesar Rp25 juta.

"Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas berakibat terhadap hukuman lebih berat," lanjut pernyataan tersebut.

Keputusan berat dari Komite Displin PSSI ini sangat disayangkan oleh pihak PSM.

Baca Juga: Daftar Pemain PSM Makassar Dipanggil PSSI untuk Piala AFF 2024

Pihak PSM pun tegaskan akan mengajukan banding terkait keputusan Komite Displin PSSI ini.

"PSM Makassar menyayangkan sanksi Yuran Fernandes yang baru disampaikan setelah persiapan melawan Malut United selesai digelar (Press conference & Official Training)," tulis PSM di akun Instagram-nya.

"Atas sanksi ini, PSM Makassar akan mengajukan banding dan hadir bersama-sama Yuran Fernandes menghadapi situasi ini."

Dalam laga melawan PSS Sleman, Yuran sejatinya sempat mencetak gol di awal babak pertama sekaligus berpeluang membawa tim Juku Eja unggul.

Namun beberapa saat kemudian, terjadi pengecekan lewat Video Assistant Referee atau VAR.

Wasit pun membatalkan gol tersebut karena Yuran dianggap melakukan pelanggaran lebih dulu.

Usai pertandingan, pemain asal Tanjung Verde itu meluapkan emosinya di media sosial yang dianggap menyinggung kualitas kompetisi sepak bola nasional.

Kritik di Media Sosial

Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes melontarkan pernyataan mengejutkan lewat media sosialnya. Ia menyindir keras kondisi sepak bola Indonesia.

Unggahannya itu memicu spekulasi bahwa sang bek andalan itu bisa saja segera hengkang dari Liga 1.

Dalam unggahan di akun Instagram-nya, Yuran menyebut sepak bola Indonesia hanya sebagai "candaan".

Ia juga menyinggung soal korupsi serta minimnya keseriusan dalam pengelolaan kompetisi.

"Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama," tulis Yuran dalam unggahan yang kini telah ramai diperbincangkan warganet pada Minggu, 4 Mei 2025.

Ia melanjutkan pernyataannya dengan nada kekecewaan yang lebih tajam.

"Jika anda ingin menghasilkan uang, anda bisa datang ke Indonesia. Jika anda ingin bermain sepak bola serius, menjauhlah dari Indonesia."

Namun, kemungkinan besar kekesalan pemain asal Portugal itu diungkapkan karena kekecewaannya terhadap wasit Nendi Rohaendi yang memimpin pertandingan pada pekan ke-31 Liga 1 2024/2025.

Pertandingan tersebut mempertemukan PSS Sleman melawan PSM Makassar pada Sabtu, 3 Mei 2025, malam di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Pada pertandingan tersebut, anak asuh Bernardo Tavares harus menelan kekalahan 1-3 dari PSS Sleman.

Bernardo Tavares sempat melayangkan kritik terhadap keputusan wasit yang dianggap merugikan timnya sejak awal pertandingan.

Perhatian utama PSM juga tertuju pada kepemimpinan wasit Nendi Rohaendi serta penggunaan Video Assistant Referee (VAR) yang membatalkan gol Yuran Fernandes di awal pertandingan.

Tavares dan Yuran bahkan sempat menunjukkan kepada awak media sejumlah tayangan ulang yang menurutnya menunjukkan ketidakadilan dalam keputusan wasit.

Perkara bermula saat tendangan Victor Luiz berhasil diselesaikan menjadi gol oleh Yuran Fernandes di menit 13 lewat sundulan. Namun, wasit Nendi Rohaedi yang memimpi pertandingan menganulir gol tersebut.

Pemain bernomor punggung 4 itu dianggap melanggar dengan mendorong Dia Syayid sebelum mencetak gol.

Tim Juku Eja baru memecah kebuntuan di menit 24 melalui sepakan Nermin Haljeta.

Gol berawal dari lemparan ke dalam Karel Ridzald Iek ke kotak penalti PSS Sleman. Bola disambut Yuran untuk diberikan kepada Nermin Haljeta hingga berbuah gol.

PSM memimpin 1-0 atas tim Super Elang Jawa. Namun, pola permain berubah setelahnya.

PSS Sleman membalikkan keadaan dengan membobol gawang PSM oleh sundulan Dion di menit 26, Marcelo Cirino di menit 37 dan Gustavo di menit 60.

Kontroversi kembali terjadi pada gol Gustavo Tocantins. Sebab, pemain asal Brazil itu sebelumnya melanggar Syahrul Lasinari.

Namun, wasit tetap mengesahkan gol tersebut meski sudah mengecek VAR. Hal tersebut membuat Yuran bahkan sampai geleng-geleng kepala.

Hingga wasit meniup pluit panjang, skor bertahan 1-3.

Namun, pernyataan Yusran sontak menimbulkan tanda tanya besar mengenai masa depannya di Liga 1. Khususnya bersama PSM Makassar.

Hingga saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak klub maupun dari sang pemain mengenai maksud unggahan tersebut atau kemungkinan hengkangnya dari Indonesia.

Yuran Fernandes sendiri bergabung bersama PSM pada musim 2022 dan langsung menjadi pilar penting di lini belakang.

Ia turut berperan dalam membawa PSM menjuarai Liga 1 musim 2022/2023 dan dikenal sebagai kapten yang vokal serta penuh semangat.

Namun, musim 2024/2025 menjadi musim yang penuh gejolak bagi PSM. Baik di dalam maupun luar lapangan.

Beberapa keputusan wasit kontroversial dan ketidakpastian manajerial di tubuh klub disebut-sebut sebagai pemicu kekecewaan banyak pemain, termasuk Yuran.

Load More