Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 07 April 2025 | 10:15 WIB
Hercules bernama lengkap Rosario de Marshall (kiri) menyalami Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Halal bihalal di Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Ahad (4/4/2025) [SuaraSulsel.id/ANTARA/HO-Dokumentasi Panitia]

SuaraSulsel.id - Rosario de Marshall yang dikenal publik bernama Hercules, preman insaf yang telah muallaf.

Kini berkecimpung sebagai aktivis sosial memberikan sumbangan uang senilai Rp50 juta kepada pengelola Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang.

Saat menghadiri kegiatan Halal bihalal bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar usai Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Melalui siaran persnya yang diterima, Ahad, dia menyerahkan bantuan itu kepada Menag Nasaruddin Umar, selanjutnya menyerahkan ke pihak Pontren setempat.

Baca Juga: 3 Wisatawan Asal Wajo Meninggal Dunia di Pantai Harapan Ammani Pinrang

Di hadapan santri beserta tamu undangan, Hercules menyampaikan lebih memilih mendatangi Wajo untuk menghadiri undangan.

"Saya baru saja pulang umrah. Tapi, begitu mendapat undangan dari Wajo, saya langsung ke sini (Pontren As'adiyah). Meskipun banyak undangan lain, tapi saya memilih ke Wajo," katanya.

Kedatangannya ke Pontren tersebut bersama istri dan sahabat-sahabatnya diantaranya Ustad Salahuddin Ayub, dr. Wachyudi Muchsin beserta pengurus organisasi Gerakan Rakyat untuk Indonesia Baru (GRIB) wilayah Sulsel yang didirikannya pada 2011 untuk memenuhi undangan sekaligus memberi sumbangan.

Kepada para santri, Hercules menceritakan secara singkat jalan hidupnya dari dunia jalanan yang sangat keras.

Hingga diberikan hidayah menuju kehidupannya lebih religius dari kehidupan lamanya. Ia pun memutuskan menjadi muallaf pada 1990.

Baca Juga: Sultan Tajang Turun ke Sawah, Petani Wajo Harap Ada Solusi Nyata

Meski belum sepenuhnya mendalami ajaran Islam, namun dalam perjalanan kehidupannya berubah setelah menjadi seorang Muslim.

Apalagi setelah dikaruniai dua anak membuatnya semakin sadar akan makna kehidupan sebenarnya.

"Alhamdulillah, saya sekarang ini makin rajin beribadah. Saat ini juga aktif berbagi dan banyak mengurus kegiatan sosial terutama di pesantren," tutur mantan kuli angkut TNI-AD ketika di masa kependudukan Indonesia di Timor Timor, sekarang Timor Leste.

Kawan Hercules, dokter Wachyudi Muchsin pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi. Serta harapan kepada generasi muda untuk menjadikan sosok Hercules sebagai inspirasi bahwa semua orang bisa berubah dan menjadi lebih baik.

Menurutnya, perjalanan hidup Hercules merupakan bukti nyata. Karena siapa pun itu dan dari latar belakang manapun bisa berubah.

Inilah pelajaran besar bagi generasi muda, karena masa lalu bukanlah penghalang untuk menjadi pribadi yang bermanfaat.

Selain itu, Hercules sejauh ini secara rutin melaksanakan pengajian serta memberi santunan kepada anak yatim setiap Jumat di kediamannya di Jakarta.

Bahkan kini aktif sebagai pembina pada beberapa pesantren yang berada di Provinsi Banten maupun berbagai daerah di Pulau Jawa.

Kehadirannya di Wajo, kata Wachyudi, untuk melihat langsung kondisi pesantren sekaligus memberikan bantuan kepada Pesantren As'adiyah.

Ia menilai pondok pesantren menjadi simbol transformasi spiritual dan sosial menginspirasi banyak orang. Serta sebagai bagian mempererat hubungan antara santri, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan maupun pihak terkait lainnya.

Menag RI Apresiasi Kemajuan Pesat Ponpes As’adiyah Macanang

Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, memberikan apresiasi tinggi terhadap perkembangan pesat Pondok Pesantren As’adiyah Macanang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Hal tersebut disampaikan Anregurutta Prof Nasaruddin saat menghadiri Halal bi Halal bersama keluarga besar Pondok Pesantren Assadiya sengkang Minggu 06/04/2025.

Pada kesempatan tersebut Menag mengungkapkan kekagumannya atas berbagai kemajuan di lingkungan Ponpes As’adiya, termasuk berdirinya gedung bertingkat dan masjid megah di lingkungan pondok pesantren tersebut.

“Bahkan sebelum saya menjadi Menteri Agama, Pondok Pesantren ini sudah berkembang pesat. Semoga ke depan kita bisa terus berbuat lebih banyak lagi,” ujar Nasaruddin Umar dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Nasaruddin Umar juga menyinggung kekayaan budaya, bahasa, dan agama yang dimiliki Indonesia sebagai sebuah anugerah besar.

Ia menegaskan bahwa meski Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 350 bahasa lokal, keharmonisan antarumat tetap terjaga dengan baik.

“Indonesia itu satu-satunya negara yang begitu luas, dengan begitu banyak perbedaan, tetapi tetap damai. Ini anugerah besar yang harus kita syukuri,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menag turut memperkenalkan konsep lanjutan dari trilogi kerukunan, yang mencakup hubungan harmonis antara manusia, alam semesta, dan Tuhan.

Ia menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Allah wajib tunduk pada dua jenis hukum, yaitu hukum takwini (hukum alam) dan hukum tasyri’i (hukum syariat).

“Semua ciptaan Allah tunduk pada hukum alam, tetapi manusia juga wajib menaati hukum syariat. Inilah yang membedakan manusia sebagai khalifah di bumi,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Pondok Pesantren As’adiyah, Dr,H. Bunyamin M. Yafid, yang juga merupakan Staf Khusus/Tenaga Ahli Menag RI, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara tersebut.

“Saya ucapkan terima kasih kepada semua guru-guru kami, adik-adik santri, mahasantri, mahasiswa, para alumni, serta orang tua santri yang telah menyukseskan acara halal bi halal ini. Untuk level pondok pesantren, acaranya luar biasa, performanya luar biasa, apalagi hadir juga Sulis dan beberapa tamu penting dari ibu kota. Tentu ini semua berkah Anregurutta Ketua Umum Pondok Pesantren As’adiyah,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Wajo dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan atas dukungan dan perhatian yang diberikan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Load More