Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 21 Maret 2025 | 15:01 WIB
Pendakwah yang dikirimkan ke wilayah 3T [SuaraSulsel.id/ANTARA/HO-Kemenag]

Di antaranya, mengaji, tahsin qiraah, praktik wudhu, praktik memandikan, mengafani dan menyalati jenazah, dan lain sebagainya.

Papua punya karakteristik tersendiri sehingga para dai perlu menerapkan strategi khusus ketika berdakwah di sana.

Strategi tersebut seperti berbaur langsung dengan masyarakat setempat, tidak menonjolkan pakaian yang lebih bagus dari mereka, memberikan nasihat yang bijak ketika mereka salah, dan mengajarkan kebersihan ketika mereka kotor.

Ketika dai berpenampilan dan bersikap seperti dai-dai yang ada di kota, masyarakat Papua justru akan merasa tidak pantas bergaul dengan mereka.

Baca Juga: 6 Persiapan Itikaf Ramadan Agar Membawa Ketenangan Hati dan Keberkahan

Pada akhirnya, mereka akan semakin menjauh dari dakwah Islam

"Ikuti arus tapi jangan terbawa arus. Ikuti kebiasaannya yang tidak melanggar syariat, dan mengingatkan di saat melakukan kesalahan," kata Musyawir.

Musyawir berpandangan berdakwah di daerah 3T menyenangkan dan sekaligus menantang.

Kondisi tersebut mengingatkannya dengan perjuangan Nabi Muhammad saw yang mengalami banyak kesulitan dan risiko saat menyampaikan dakwah.

Membangun Harmoni Sosial

Baca Juga: Masjid Al Markaz Hadirkan Muballigh Berbahasa Daerah di Ramadan 1446 H

Kementerian Agama pada 2025 mengirim 1.000 dai dan daiyah dari berbagai daerah di Indonesia ke wilayah 3T, wilayah khusus, hingga luar negeri.

Load More