Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 21 Maret 2025 | 15:01 WIB
Pendakwah yang dikirimkan ke wilayah 3T [SuaraSulsel.id/ANTARA/HO-Kemenag]

Musyawir bercerita Kabupaten Kaimana memiliki wilayah yang luas.

Tidak ada akses jalan darat antara satu distrik dan distrik yang lain, dan antara distrik dan kota, bahkan antarkampung.

Semua jalur transportasi melalui akses laut dan sungai.

Persentase penduduk Kabupaten Kaimana yang non-muslim dengan yang muslim hampir seimbang, 53 persen non-muslim dan 47 persen muslim.

Baca Juga: 6 Persiapan Itikaf Ramadan Agar Membawa Ketenangan Hati dan Keberkahan

Rata-rata mereka bekerja sebagai nelayan, sebagian yang lain berkebun kelapa dan pala.

Masyarakat Kaimana cukup plural karena di sana ada delapan suku adat dan budaya.

Berdakwah di Papua, terutama Kaimana, tidaklah mudah karena taruhannya adalah nyawa.

Seorang dai harus melewati lautan lepas dengan gelombang besar dan angin yang kencang yang selalu mengintai di setiap perjalanan ketika hendak berdakwah di kampung-kampung muslim.

Di samping itu, dai juga harus siap berkorban materi yang besar karena biaya perjalanan dakwah ke lokasi-lokasi terpencil tidak murah.

Baca Juga: Masjid Al Markaz Hadirkan Muballigh Berbahasa Daerah di Ramadan 1446 H

Musyawir melakukan sejumlah pembinaan keagamaan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat setempat.

Load More