Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 17 Maret 2025 | 09:21 WIB
Suasana prosesi adat "Katto Bokko" saat musim panen yang hingga kini tetap dilestarikan oleh Pemangku Adat Kekaraengan Marusu bersama warga setempat di Kabupaten Maros [Suara.com/ANTARA]

Pemangku Adat Kekaraengan Marusu, Abd Haris Karaeng Sioja, turut membenarkan hal tersebut.

Menurutnya, Katto Bokko menjadi momen di mana para penggarap sawah, pemilik lahan, serta pemimpin adat berkumpul untuk membahas persoalan pertanian dan kehidupan masyarakat secara umum.

Bahkan, mereka bersama-sama mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi.

Setelah prosesi utama selesai, upacara diakhiri dengan santap bersama yang dihadiri oleh semua tamu undangan serta pemangku adat.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kabupaten Maros dan Sekitarnya, Minggu 9 Maret 2025

Suasana penuh kebersamaan inilah yang membuat Katto Bokko terasa begitu istimewa.

Menariknya, tradisi serupa juga dilakukan dalam prosesi turun sawah yang dikenal sebagai "Appalili."

Ritual ini dilakukan setiap bulan November sebagai persiapan membajak sawah dengan menggunakan tenaga sapi.

Sementara itu, Katto Bokko sendiri rutin diselenggarakan pada bulan April setiap tahunnya.

Keberlangsungan tradisi ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah.

Baca Juga: Assuro Maca, Tradisi Masyarakat Bugis-Makassar yang Masih Lestari Jelang Ramadan

"Alhamdulillah, prosesi adat ini sudah masuk dalam kalender wisata di Kabupaten Maros. Kami berharap hal ini dapat meningkatkan kunjungan wisata ke daerah yang dikenal sebagai 'Butta Salewangan' ini," ujar Abd Haris Karaeng Sioja.

Load More