SuaraSulsel.id - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I Makassar menunda sidang perdana perkara kosmetik kecantikan berbahaya karena salah satu dari tiga terdakwa yakni Mira Hayati dinyatakan sakit kini di Rawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohosodo Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tolong pastikan terdakwa bisa hadir pekan depan. Sidang kita tunda dan akan dilanjutkan kembali pada Selasa (4/3) depan," kata Ketua Majelis Hakim Ketua Majelis Hakim, Moehammad Pandji Santoso kepada Penasehat Hukum Mira Hayati di pengadilan setempat, Selasa.
Sidang tersebut hanya dihadiri satu terdakwa Agus Salim di Ruangan Utama Haripin Tumpa sedangkan terdakwa lainnya Mustadi Daeng Sila dijadwalkan akan menjalani sidang perdana pada Rabu, 26 Februari 2024 di PN Makassar.
Sidang perdana tersebut hanya pembacaan dakwaan terhadap Agus Salim, sedangkan pembacaan dakwaan Mira Hayati ditunda karena berhalangan sakit. Usai pembacaan dakwaan, penasehat hukum Agus Salim tidak mengajukan eksepsi tapi memohonkan penangguhan penahanan atas kliennya.
Baca Juga: Kondisi Terkini Mira Hayati di Rumah Tahanan Kelas I Makassar
Penasehat hukum Mira Hayati, Ida Hamidah usai sidang tersebut kepada wartawan menyampaikan alasan ketidakhadiran kliennya pada sidang perdana tersebut karena menjalani perawatan medis di RSUP Wahidin Sudirohusodo. Pihaknya siap menghadirkan kliennya pada 4 Maret nanti.
"(Sakit) Preeklamsia, tekanan darah beliau naik turun, tidak pernah normal. Tinggi 200 kadang rendah 160, atau 170. (Sekarang) di rumah sakit Wahidin," katanya.
Saat ditanya apakah hakim tadi mempertanyakan surat bantaran dari rumah sakit, dia mengaku tidak ada surat disampaikan Jaksa Penuntut Umum dan bukan kewenangannya menjawab. Namun demikian, dari pihaknya melihat ada surat bantaran.
Ia beralasan, surat bantaran itu terkait pemindahan terdakwa dari Rutan Makassar ke Rumah Sakit Wahidin karena saat itu klien sakit di rutan, ternyata dokter rutan tidak bisa menanganinya. Selain itu, kliennya sedang hamil.
"Karena tekanan darah tinggi, mengakibatkan oksigen untuk bayi kurang, jadi kemarin air ketubannya keruh dan bayinya masih 1,6 kilogram. Untuk usia kehamilan delapan bulan sangat riskan sekali bagi kehamilan normal," tuturnya.
Baca Juga: Penampakan Bos Skincare Bermerkuri Mira Hayati Diborgol Saat Dilimpahkan ke Tahanan Kejati Sulsel
Sehingga saat itu, kliennya harus dibawa ke rumah sakit dan tidak bisa mengikuti persidangan. Selain itu, Ida berdalih, pihak Rutan Makassar tidak sempat memberitahu JPU dengan beralasan sifatnya penting.
Berita Terkait
-
Kini Tubuhnya Lebih Berisi, Lisa Mariana Dinilai Mirip Mira Hayati Sampai Eva Manurung
-
Mira Hayati Tidak Dipenjara di Sel, Nikmati 'Kebebasan' Meski Rugikan Ribuan Orang
-
8 Startup Kosmetik Lokal yang Dimiliki Wanita, Kualitasnya Tak Kalah dari Brand Luar
-
Lebih dari Halal: Mengapa Sertifikasi Syariah Penting Bagi Produk Makanan, Minuman, dan Kosmetik?
-
Waspada Hoaks! BPOM Tegaskan Pabrik Kosmetik Ratansha Tidak Ditutup
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- TIPU UGM Daftarkan Gugatan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi ke Pengadilan
- Rebut Mic dari Pengacara, Adab Lisa Mariana Kena Sentil Psikolog: Emang Ini Sinetron?
Pilihan
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
-
Tanpa Tedeng Aling-aling, Pramono Sebut Bank DKI Tidak Dikelola Profesional: Banyak Kasus Terus!
Terkini
-
Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025, BRI Siap Proaktif dalam Pelayanan Haji
-
Pimpin PERBANAS, Hery Gunardi Siap Perkuat Industri Perbankan Nasional
-
SPMB 2025 Sulsel: Kuota Domisili Berkurang, Afirmasi Ditambah
-
Tembok yang Membelah Semangat Unhas
-
Tambang Emas di Luwu, Gubernur Sulsel: Jangan Sampai Rakyat Hanya Jadi Korban