Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 20 Mei 2024 | 14:32 WIB
Rahman memperlihatkan foto jasad cucunya, Nur Qailah saat ditemukan di TPA Antang, kota Makassar, Sulsel [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Keluarga mengungkap ada banyak kejanggalan dari kasus kematian Nur Qailah, anak perempuan berusia tiga tahun di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka tak percaya korban terjatuh ke kanal dan terbawa arus bersama sampah.

Korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Jumat, 17 Mei 2024 di TPA Antang. Kondisinya mengenaskan. Tubuhnya penuh luka. Bahkan ada bagian organ tubuh keluar.

Kasus ini tengah diselidiki pihak kepolisian. Sebelumnya, polisi menduga korban terjatuh ke kanal dan mayatnya terangkut bersama sampah hingga ke di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang.

"Ginjalnya keluar, kaki kirinya patah dan ada beberapa luka di tubuh," ujar Rahman, kakek korban.

Baca Juga: Emak-emak Tampar Polisi di Kota Makassar Jadi Tersangka

Kondisi tersebut membuat pihak keluarga menduga korban dibunuh. Mayatnya diduga dibuang di truk sampah yang tak jauh dari rumah korban.

"Kalau kecurigaan kami, korban ini dibunuh dan mayatnya ditaruh di truk sampah yang memang sudah ada isi (sampahnya)," sebut Rahman saat ditemui di rumahnya.

Kecurigaan pihak keluarga bukan tanpa alasan. Kata Rahman, mereka menemukan sejumlah kejanggalan terkait meninggalnya bocah yang dikenal periang itu.

"Kami tidak kepikiran kalau korban jatuh ke kanal sampai terangkut ke TPA," ucapnya.

Jarak antara rumah korban dan TPA Antang adalah 13 km lebih. Di dekat rumah korban memang ada pintu kanal Manunggal untuk menyaring sampah.

Baca Juga: Penyebab Kematian Anak 3 Tahun di Makassar Masih Misterius, Keluarga: Tubuh Penuh Luka

Namun, menurut pihak keluarga, pagar tembok kanal tidak mungkin bisa dipanjat oleh anak berusia tiga tahun. Saat kejadian, air kanal juga sedang surut.

"Kalau pun jatuh, pasti ada terdengar bunyi. Sementara dekat lokasi itu banyak orang saat sore, masa tidak ada yang lihat kalau jatuh," ucapnya.

"Kalau korban juga tenggelam, pasti terangkat naik ke permukaan tiga atau empat jam setelahnya, tapi ini tidak," bebernya.

Kejanggalan lain adalah tubuh korban dipastikan hancur jika berada di pintu kanal. Sebab, sampah di pintu itu setiap harinya diangkut ke truk menggunakan mesin.

"Pasti bagian kepala dan tubuhnya hancur karena kita lihat mesin pengangkut sampah ke mobil itu giginya tajam. Tapi ini tubuhnya masih utuh, hanya luka-luka dan ada robek di bagian perut," ucapnya.

Saat ditemui di rumahnya pada Senin, 20 Mei 2024, Rahman menceritakan detik-detik Nur Qailah atau Ela dinyatakan hilang. Peristiwa itu terjadi pada Kamis, 17 Mei 2024 menjelang maghrib.

Load More