SuaraSulsel.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI atau BNPB akan mengganti rugi rumah yang hanyut dan rusak karena banjir bandang dan longsor di kabupaten Luwu dan Sidrap, Sulawesi Selatan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto saat memimpin rapat koordinasi penanganan darurat bencana di kantor Gubernur Sulsel, Senin, 6 Mei 2024.
Dari data BNPB, ada 3.268 rumah yang terdampak banjir dan longsor di kabupaten Luwu. Ada 211 diantaranya hanyut dan rusak berat.
Sementara di kabupaten Sidrap ada lebih dari 500 rumah terendam banjir. Dua rumah diantaranya hanyut terbawa arus.
Kata Suharyanto, pihaknya menyiapkan bantuan stimulan untuk rumah yang mengalami kerusakan akibat terdampak bencana. Biaya perbaikan yang diberikan akan dikategorikan berdasarkan kerusakan yang dialami.
"Bantuan ini berlaku bagi korban di Luwu dan Sidrap," sebutnya.
Ie menjelaskan bantuan untuk rumah yang hanyut dan rusak berat senilai Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta, dan 15 juta untuk rusak ringan. Bantuan ini untuk warga yang tidak direlokasi.
"Bantuan stimulan perbaikan rumah yang rusak berat akan mendapatkan rumah tipe 36 dengan standar layak huni, aman dan tahan gempa. Warga yang terdampak parah akan direlokasi. Tanahnya disiapkan Pemda dan yang bangun pemerintah pusat," sebutnya.
Untuk prosedur pengajuan dana perbaikan dimulai dari pemerintah daerah yang akan mendata warga yang rumahnya mengalami kerusakan pasca bencana alam. Data itu berisi informasi jumlah rumah dan identitas pemiliknya, yang kemudian diajukan ke BNPB.
Baca Juga: BNPB: Banjir Soppeng dan Enrekang Telah Surut
Nantinya, tim BNPB akan memastikan soal kebenaran data yang diajukan. Jika sudah disetujui, maka anggarannya akan diajukan Kementerian Keuangan dan dicairkan ke rekening masyarakat masing-masing.
Saat ini bencana longsor dan banjir di Sulawesi selatan sudah ditetapkan sebagai status tanggap darurat. Kata Suharyanto, pemerintah bekerjasama dengan sejumlah pihak berfokus pada melakukan pertolongan, pencarian korban, dan membantu pengungsi.
"Namun kita fokus proses tanggap darurat dulu dan beberapa akses saudara kita masih terputus. Jadi setelah masa tanggap darurat selesai, baru rencana rehabilitasi dan rekonstruksi," ungkap Suharyanto.
Seperti diketahui, sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan mengalami banjir bandang dan longsor diantaranya, Luwu, Sidrap, Wajo, Luwu Utara, Enrekang, Sinjai, dan Pinrang. Daerah tersebut sebelumnya diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Hingga kini ada 13 orang yang dilaporkan meninggal dunia dan satu orang masih dalam proses pencarian.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Prabowo Minta Perluas Pembangunan Jaringan Kereta Api di Sulawesi
-
Donggala Diguncang Gempa, BMKG: Waspada Bangunan Retak
-
UNM Belum Terima Surat Penonaktifan Prof Karta Jayadi Sebagai Rektor
-
Isi Surat Menteri: Mantan Rektor UNM Karta Jayadi Terancam Hukuman Disiplin Berat
-
Ironi Gubernur Riau: Dari Cleaning Service Hingga Ditangkap KPK