SuaraSulsel.id - Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan akar konflik di Papua adalah salah sangka masyarakat Papua terhadap pemerintah pusat.
Selama ini mereka menganggap Pemerintah Pusat menguras kekayaan alam Papua. Padahal selama ini yang terjadi, apa yang diberikan pemerintah pusat kepada rakyat Papua jauh lebih besar dari apa yang diambilnya dari Papua. Baik ekonomi maupun politik.
JK memberikan contoh, selama ini masyarakat Papua beranggapan pemerintah pusat menguras kekayaan alam milik Papua, padahal yang terjadi justru apa yang diberikan pemerintah pusat melalui program OTSUS kepada masyarakat Papua jauh lebih besar daripada apa yang diperolehnya dari Papua.
Hal ini disampaikan JK kepada wartawan usai memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Fisip UI jurusan Hubungan Internasional Dialog Perdamaian "Jusuf Kalla dan Usaha Mengakhiri Konflik Terbuka" di Kampus UI, Kamis (25/04/2024)
Baca Juga: Smelter Milik Jusuf Kalla di Kabupaten Luwu Sudah Bisa Produksi Ferronikel
Pandangan-pandangan pihak masyarakat Papua seakan akan Indonesia ini merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya, padahal sebenarnya apa yang diberikan itu jauh lebih besar daripada apa yang diambil pemerintah dari pajak-pajak dan penerimaan Papua.
"Oleh karena itu ini harus diberikan penjelasan dan pemahaman," ujar JK.
Lebih lanjut JK menjelaskan, selain keistimewaan dalam hal ekonomi, pemerintah Indonesia juga memberikan kewenangan politik yang sangat besar kepada Papua yang hanya membolehkan Orang Asli Papua (OAP) yang boleh mengikuti pemilukada di Papua.
“Ini di Papua jauh lebih federal daripada federal, di Papua hanya orang asli Papua yang bisa jadi Gubernur, di lain pihak secara hukum orang Papua bisa menjadi gubernur di Jawa atau Sulawesi. Tapi orang Sulawesi tidak bisa menjadi Gubernur atau Bupati di Papua,” jelas JK.
JK berharap kepada pemerintah agar memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat Papua.
Selain itu JK berharap agar elit Papua memperbaiki pengelolaan keuangan Papua. Karena sebanyak apa pun uang yang dikucurkan ke Papua namun sering tidak sampai ke masyarakat. Karena pengelolaan yang kurang baik.
Baca Juga: Ngeri! Sahur On The Road Berujung Tawuran, Motor Dibakar dan 2 Orang Nyaris Tewas
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi Program Revitalisasi Kampus UNM Rp87 Miliar
-
Lukisan Purba di Goa Leang-leang Maros Masuk Buku Sejarah Indonesia
-
Polisi Tahan 2 Dosen Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, Dugaan Pelecehan Seksual
-
BRI: Sektor UMKM Mencakup lebih dari 97% dari 65 Juta Pelaku Usaha, Berkontribusi 61% pada PDB
-
UMKM Kuliner Naik Kelas, Binaan BRI Sukses Ekspor Berkat Strategi Pasar Tepat