SuaraSulsel.id - Jamaah An-Nadzir melaksanakan salat Idulfitri 1445 Hijriah di pelataran Masjid Al Muqaddis, Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa 9 April 2024.
Salat Id tersebut berlangsung pukul 07.15 Wita yang dipimpin oleh pimpinan An-Nadzir, Samiruddin Pademmui, selaku imam sekaligus khatib. Prosesi ibadah juga dijaga aparat keamanan dari TNI/Polri agar berlangsung aman.
Jamaah laki-laki berada di pelataran masjid dengan menggunakan pakaian gamis dibalut sorban, sedangkan jamaah perempuan di dalam masjid dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dengan cadar menutupi wajahnya.
Pimpinan An-Nadzir Samiruddin mengatakan, pelaksanaan shalat Id tersebut merujuk kepada hadits serta memiliki ilmu dan metodologi tersendiri, bahkan dibantu aplikasi khusus dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah yang jatuh pada hari ini. Selain itu, patokan menentukan 1 Syawal tetap mengacu pada Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin Salat Idulfitri di Masjid Kubah 99 Asmaul Husna
Ia mengatakan, jamaah An-Nadzir sangat menjunjung tinggi toleransi. "Kalau ada hal-hal yang memang melenceng dari syariat hukum, dan terutama melenceng dari pada Al Quran dan sunnah maka tentu perlu ditertibkan," papar Samiruddin menegaskan kepada wartawan usai melaksanakan shalat Id.
Menurut dia, boleh berbeda-beda tapi dasarnya harus jelas dan tidak boleh melenceng dari Al Quran dan sunnah. "Kalau fiqih itu boleh berbeda, juga metodologi dan lain sebagainya juga boleh berbeda. Sebab, An-Nadzir memiliki metodologi perhitungan sendiri yang diyakini benar dan ilmiah dalam menentukan awal bulan pada kalender hijriah," jelasnya.
Ia menjelaskan, ilmu metodologi tersebut merupakan hasil pengajaran dari guru dan imam KH Syamsuri Abdul Madjid yang menjadi pedoman An-Nadzir. Pihaknya menyakini bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Meyakini kebenaran tentang itu, pengajaran dari guru dan imam, istiqamah melaksanakan itu. Saya kira tidak ada masalah. Begitu pun kami dengan yang lain (pemerintah)," tuturnya.
Seperti yang sudah sering disampaikan bahwa Jamaah An-Nadzir memiliki ilmu, metodologi dan tata cara sendiri dalam memantau dan menetapkan 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Zulhijjah.
Baca Juga: 5.748 Narapidana di Sulawesi Selatan Diusulkan Terima Remisi Khusus Idulfitri
Sejauh ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama belum menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah karena akan diumumkan melalui sidang isbat pada Selasa petang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
106 Koperasi Merah Putih Segera Beroperasi di Sidrap
-
Desa BRILiaN Merapi Buktikan Sinergi Alam dan Agrikultur Bisa Dorong Ekonomi Desa
-
Saldo DANA Kaget Ratusan Ribu di Akhir Pekan, Cepat Klaim!
-
Mengenal Eigendom Verponding: Warisan Kolonial Belanda yang Masih Menjadi Masalah
-
Negara ke Mana? Ribuan Warga Makassar Terancam Digusur Karena Dokumen Belanda