SuaraSulsel.id - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sakit dan dirawat di puskesmas maupun rumah sakit selama tahapan Pemilihan Umum 2024 bertambah menjadi 1.290 orang.
Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Sulsel, sebanyak 963 orang petugas KPPS yang jatuh sakit, namun kemudian jumlahnya bertambah menjadi 1.290 orang. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya meninggal dunia.
Selain itu, tercatat seorang petugas Panwaslu Kelurahan/Desa juga meninggal dunia pada tahapan penghitungan suara pemilu.
Berdasarkan grafik sebaran angka kesakitan pada 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulsel dengan berbagai jenis pasien yang menjadi bagian penyelenggara Pemilu 2024 per 17 Februari, jumlah keseluruhan sebanyak 2.792 orang, dengan rincian bawaslu/panwaslu 142 orang, KPPS 1.290 orang, petugas Linmas 158 orang, petugas keamanan 116 orang, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) 59 orang, Panitia Pemungutan Suara (PPS) 240 orang, saksi 195 orang, dan pemilih 592 orang.
Baca Juga: Petugas KPPS di TPS Malalayang Satu Barat Manado Meninggal Dunia
Dari jumlah tersebut, sebanyak 141 orang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), 113 orang menjalani rawat inap, dan 2.538 orang rawat jalan. Untuk diagnosa jenis penyakit terbanyak adalah sakit kepala, hipertensi, demam, dan maag.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Ardadi berharap tidak ada penambahan petugas yang sakit atau meninggal dunia.
"Kita berharap tidak ada tambahan angka kesakitan dan kematian. Bagi para petugas KPPS, Bawaslu, TNI, Polri untuk menjaga kondisinya, jika ada keluhan kesehatan segera menghubungi petugas kesehatan. Kami juga sampaikan terima kasih atas dedikasi tenaga kesehatan, pemkab, pemkot, TNI, dan Polri dalam pelayanan kesehatan pemilu," katanya.
Dihubungi terpisah, Ketua Bawaslu Provinsi Sulsel Mardiana Rusli menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga petugas Panwaslu Desa Tebba, Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone, bernama Firman (56 tahun) yang meninggal dunia di RSUD Tenriwaru, Bone.
Perempuan yang akrab disapa Ana Rusli ini juga menyampaikan apresiasi dan penghormatan kepada seluruh jajaran bawaslu kabupaten/kota, panwaslu kecamatan, kelurahan/desa, dan pengawas TPS di seluruh Sulsel yang telah bekerja optimal mengawal jalannya pemungutan dan penghitungan suara.
Baca Juga: Petugas KPPS Meninggal Dunia di Palu Dapat Santunan
"Tugas pemilu kali ini memang menguras stamina dan pikiran," katanya.
Bawaslu terus mendata hingga hari ketiga tahap penghitungan suara pada Sabtu ini, sejumlah petugas pengawas di setiap tingkatan dilaporkan sakit, kondisinya melemah hingga mengalami kecelakaan kerja saat bertugas.
"Sampai hari ini kami mendata sudah ada sebanyak 153 orang pengawas yang dinyatakan drop (kelelahan) selama bertugas sejak 14 Februari lalu. Hari ini bertambah satu orang yang meninggal dunia. Petugas panwaslu desa di Kabupaten Bone," kata mantan Ketua AJI Makassar ini.
Sebelumnya, empat orang petugas ad hoc pemilu di Sulsel dilaporkan meninggal dunia, masing-masing anggota KPPS Kota Makassar bernama Wiliam Tandi Paelongan (24 tahun) yang bertugas di TPS 007 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, dan Daliyah Salsabila (24 tahun) yang bertugas di TPS 45 Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini. Keduanya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit pada Kamis (15/2).
Kemudian seorang lagi anggota KPPS di TPS 001 Desa Jenne Maeja, Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu, bernama Aziz Dzulfiansyah (23 tahun) dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (16/2) di rumahnya, diduga juga karena mengalami kelelahan.
Terakhir seorang petugas Panwaslu Desa Tebba, Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone, bernama Firman (56 tahun) meninggal dunia di RSUD Tenriwaru, Bone, pada Sabtu 17 Februari 2024.
Berita Terkait
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Akui Politik Uang di Pemilu Merata dari Sabang sampai Merauke, Eks Pimpinan KPK: Mahasiswa Harusnya Malu
-
Guru Besar UI Sebut UU Pemilu Perlu Selalu Dievaluasi dan Diubah, Kenapa?
-
Bawaslu Umumkan Hasil Investigasi Sore Ini, Prabowo Bakal Kena Sanksi Video Dukung Ahmad Luthfi?
-
Sudah 5 Tahun Gak Naik-naik, Bawaslu Minta Pemerintah Naikkan Gaji Panwascam hingga 100 Persen
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Kinerja Cemerlang BRI: Sunarso Dedikasikan Penghargaan The Best CEO untuk Insan BRILiaN
-
Lari Bareng di Bali Bisa Borong Hadiah Ratusan Juta
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Banyak Hadiah dan Hiburan Menarik
-
Apakah Garmin Venu 3 Memiliki Layar Sentuh? Temukan Jawaban Beserta Fitur-Fitur yang Dimilikinya
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri