Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 03 Februari 2024 | 12:47 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan [Antara]

SuaraSulsel.id - Menteri Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan alasannya akan memilih pasangan Prabowo Subiatnto - Gibran Rakabuming pada 14 Februari 2024.

Dalam videonya di instagram, Luhut mengenang 14 Juli, 2019. Saat itu Luhut melihat bagaimana indahnya pertemuan dua rival dalam kontestasi Pemilu lima tahun yang lalu.

Presiden RI terpilih Jokowi dengan Prabowo Subianto yang menjadi lawannya. Duduk berdampingan di dalam MRT.

"Saya tidak tahu pasti isi pembicaraan beliau berdua, tapi saya yakin seluruh masyarakat Indonesia saat itu juga sama bahagianya dengan saya yang melihat dua negarawan ini akhirnya berpelukan,".

Baca Juga: Rektor Unhas Tegaskan Pernyataan Sikap Guru Besar Tidak Mewakili Institusi

Luhut percaya pertemuan keduanya terjadi karena kebesaran hati Presiden Joko Widodo, dan keikhlasan seorang Prabowo Subianto.

"Ucapan saya bukan tanpa alasan, karena Pak Prabowo yang saya kenal sejak 40 tahun lalu ketika sama-sama tergabung dalam Korps Baret Merah, adalah seorang yang konsisten pemberani dan rasional dalam berpikir. Beliau juga seseorang yang penuh dengan idealisme, dan jiwa patriot".

Ketika Pak Prabowo akhirnya memutuskan untuk mengambil Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres, Luhut senang.

"Karena beliau memberikan contoh baik kepada kita semua untuk tidak pernah memandang sebelah mata orang lain. Karena boleh jadi mereka punya kemampuan khusus yang selama ini tak terlihat karena tidak mendapat kesempatan".

Idealisme dan konsistensi dalam bersikap Prabowo, serta keterwakilan anak muda dalam diri Gibran, memantapkan Luhut untuk memilih pasangan ini pada 14 Februari 2024 nanti.

Baca Juga: Guru Besar Unhas Kritik Jokowi: Kami Pelaku Reformasi Akan Menjaga Demokrasi Sampai Akhir Hayat

Sebagai pelanjut tongkat estafet kepemimpinan yang akan membawa negeri ini menuju visi besar Indonesia Emas 2045.

Luhut berharap masyarakat memilih pemimpin yang tepat sesuai kebutuhan dan tantangan zaman saat ini.

"Kita semua belajar dari tantangan dan ujian yang sudah kita lalui bersama, dari mulai pandemi, konflik geopolitik, dan ancaman perubahan iklim di masa depan".

Negeri ini butuh pemimpin yang berani sekaligus bisa bersahabat dengan seluruh negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

Namun, yang lebih penting adalah pesta demokrasi lima tahunan ini bisa berlangsung dengan suka cita dan gembira.

"Rayakanlah perbedaan pilihan kita dengan cara yang santun dan penuh dengan rasa persatuan dan kesatuan. Karena siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin, pemenang sesungguhnya adalah rakyat Indonesia," kata Luhut.

Load More