Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 23 Januari 2024 | 12:11 WIB
Wildam dan lukisan Uang Panai saat dipamerkan di GOR Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

Alumni Universitas Muhammadiyah Makassar itu mengatakan sosok Marilyn Monroe jadi objek lukisannya karena merupakan artis populer asal Amerika Serikat.

"Marilyn Monroe ini salah satu artis yang populer, yang jadi idaman laki-laki. Makanya saya gambarkan (lewat lukisan) sekarang ini kalau apa-apa bisa dibeli pake uang. Perempuan pun tergantung, artinya bisa," ucapnya.

Butuh waktu sebulan bagi Wildam untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Bahkan banyak yang menawar untuk membeli, tapi Wildam menolak.

"Saya sudah jual karya kurang lebih 50 buah, tapi untuk saat ini tidak. Saya akan mengoleksi," ucapnya.

Baca Juga: Ritual Annyorong Lopi, Kearifan Lokal Bugis dalam Peluncuran Kapal Pinisi di Pantai Losari Makassar

Menurutnya, melukis itu tidak hanya soal menggambar yang bagus saja. Tapi, juga perlu menampilkan sebuah cerita yang disampaikan, dan pesan apa yang ingin disampaikan bagi siapa pun yang melihatnya.

Bagi Wildam, kesenian itu soal keikhlasan dan kejujuran hidup.

Wildam dan lukisan Uang Panai saat dipamerkan di GOR Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

Karya Lahir dari Keresahan

Ia mengungkapkan bahwa setiap karyanya lahir dari keresahannya. Ia merasa pernah ada waktu dimana orang hanya memandang kekayaan.

"Sekarang kan zaman dimana kita menghargai orang dari fesyennya, dari kekayaannya, bukan lagi hubungannya dengan Tuhannya dan sesama manusia," sebutnya.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 5 Adab Makan Orang Bugis-Makassar

Tak hanya berkisah soal uang panai. Wildam juga menggambarkan kondisi yang kerap dialami masyarakat rentan seperti buruh.

Load More