SuaraSulsel.id - Petani di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, mengembangkan pisang cavendish dengan cara kreatif, melalui tumpang sari tanaman kacang.
Bagi mereka, bertani pisang sangat menjanjikan karena menanam pisang satu kali bisa panen seterusnya. Sebab pisang tidak akan mati sebelum dia berbuah dan memiliki anak atau tunas terlebih dahulu. Harganya di pasaran, khususnya Cavendish juga tinggi.
"Ini menjanjikan saya lihat. Mudah-mudahan ekonomi masyarakat Desa Buae ini bisa meningkat dengan tanam pisang Cavendish ini," kata salah satu petani, La Mallepe, di sela kunjungan kerja Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, di Kabupaten Sidrap, Kamis, 11 Januari 2024.
Namun, menunggu untung dari hasil panen pisang dibutuhkan paling tidak hingga delapan bulan untuk panen perdana. Sehingga perlu memiliki kecerdasan dan kreativitas untuk mendapatkan hasil. Strateginya melalui pola tanam pohon.
Baca Juga: Tanri Abeng Jabat Komisaris Utama Perseroda Sulsel, Ini Cita-citanya
"Ada kacang tanah, jagung dan merealisasikan program Pak Gubernur, termasuk dengan tumpang sari seperti yang dilakukan sekarang," kata Kepala Desa Buae, Laupe Umar.
Sementara, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, menyatakan, kegiatan ini melanjutkan program ketahanan dan kedaulatan pangan.
"Bahwa kita mendukung pengembangan tanaman padi, jagung, yang ada di Sulsel, apalagi Sidrap ini lumbungnya," ucapnya.
Bahtiar sendiri bersama Pj Bupati Sidrap, Kepala OJK Sulselbar, serta Kepala BPS Sulsel hadir langsung melakukan penanaman.
"Kami bawa teman-teman OJK dan BPS. Kita perlihatkan beberapa peluang ekonomi yang bisa kita masyarakatkan, termasuk budidaya pisang Cavendish," sebutnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Dorong Ekonomi Hijau di Kota Parepare
"Tadi keren juga pakai tanaman sela, tanaman kacang, saya tanya bermasalah atau tidak nanti, katanya tidak. Wah keren juga itu, memang kalau soal tanam menanam, Sidenreng ini jagonya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Jangan Cekik Petani-petani Kita, Pesan Tegas Prabowo untuk Pengusaha
-
Berkat PNM, Anak Petani Bawang Bisa Berangkat ke Korea
-
Revolusi Teknologi di Lahan Pertanian: Mendorong Produksi dan Inovasi
-
Canggih! Petani di Desa Jatiluwih Bali ini Bertani dengan Drone
-
Guru sebagai Agen Perubahan: Mendorong Inovasi di Sekolah
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Kondisi Terkini Mira Hayati di Rumah Tahanan Kelas I Makassar
-
Andalan Hati Cetak Lima Sejarah Baru di Pilgub Sulsel 2024
-
BRI Komitmen Membantu UMKM untuk Ekspor dalam Skala Kecil hingga Menengah
-
BREAKING NEWS: Stadion Sudiang Makassar Batal Dibangun Tahun Ini
-
Bupati Terpilih Tana Toraja Terjang Banjir Maros: "Olahraga Sebelum Pelantikan"