SuaraSulsel.id - Hasil sensus pertanian di Sulawesi Selatan mulai mengkhawatirkan. Terjadi penurunan jumlah petani dalam 10 tahun terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan merilis hasil sensus pertanian (ST 2023) di Sulsel menunjukkan adanya penurunan jumlah petani. Dari 1.173.954 unit usaha pertanian (UTP) tahun 2013, kini menjadi 1.121.665 pada tahun 2023.
"Ada penurunan sebesar 4,45 persen atau sekitar 52.289 selama sepuluh tahun terakhir," kata Kepala BPS Sulsel, Aryanto.
Salah satu faktornya karena tidak adanya regenerasi. Tumpuan pertanian kita hanya untuk petani yang usianya 40 tahun ke atas.
Baca Juga: TP2DD Provinsi Sulawesi Selatan Terbaik di Indonesia
Jumlah petani milenial seperti yang ditargetkan dalam Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045 sebanyak 2,5 juta orang, saat ini belum tercapai.
BPS mencatat, jumlah petani milenial di Sulsel baik yang menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital hanya 272.817 orang. Atau sekitar 26,17 persen dari total petani di Sulsel.
"Kategori petani milenial itu dari usia 19-39 tahun. Yang terbanyak ada di kabupaten Bone dengan jumlah 32.016 orang atau sekitar 11,74 persen dari keseluruhan petani milenial, kemudian di Gowa 23.166 orang dan Jeneponto 21.466 orang atau 7,87 persen," tuturnya.
Aryanto merinci, jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian atau RTUP di Sulsel tahun 2023 sebanyak 1.038.717 rumah tangga. Angka ini naik 5,89 persen dibandingkan tahun 2013 yang hanya 980.946 rumah tangga.
Akan tetapi, seluruh sub sektor mengalami penurunan jumlah RTUP, kecuali subsektor perikanan. RTUP tanaman pangan misalnya, turun 1,33 persen menjadi 701.892 rumah tangga. Demikian pula di sektor hortikultura turun 9,81 persen menjadi 245.777 rumah tangga.
Baca Juga: Bahtiar Baharuddin Target Sulsel Jadi Provinsi Pertama Bebas Inflasi Cabai
Untuk sektor perkebunan turun 22,66 persen menjadi 369.435 rumah tangga, peternakan turun 8,04 persen menjadi 453.634 rumah tangga, perikanan naik 12,32 persen menjadi 111.067 rumah tangga,kehutanan turun 58,46 persen menjadi 74.911 rumah tangga, dan penurunan paling besar terjadi pada jasa pertanian yaitu 65,51 persen menjadi 17.515 rumah tangga.
Berita Terkait
-
Penyerapan Gabah Petani Mencapai 725.000 Ton Setara Beras: Rekor Tertinggi Bulog 10 Tahun Terakhir
-
Pastikan Petani Sejahtera, PCO Pantau Langsung Implementasi Pembelian Gabah Rp6.500/Kg
-
Adu Kekayaan AKBP Arisandi vs AKBP Rise Sandiyantanti, Suami-Istri Sama-sama Jabat Kapolres!
-
Hadapi Kendala di Lapangan karena Bulan Ramadan, Uji Petik DTSEN Baru 25 Persen
-
Lumbung Padi Sulawesi Jadi Prioritas: BRI dan Bulog Kolaborasi Serap Gabah Petani
Tag
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
Terkini
-
6 Warga Pengeroyok Polisi di Muna Barat Jadi Tersangka
-
Bawaslu Coret Calon Wakil Wali Kota Palopo di Pilkada! Kasus Napi Tersembunyi Terbongkar?
-
Polisi Tangkap Pengeroyok Panitia Salat Idulfitri di Selayar
-
BRI Waspadai Kejahatan Siber Selama Lebaran 2025 dengan Melindungi Data Pribadi Nasabah
-
Polisi Tangkap Petta Bau, Pimpinan Aliran Tarekat Ana Loloa di Maros