SuaraSulsel.id - Puluhan pusaka milik Sultan Hasanuddin tersimpan rapi di Kampung Laskar Rasulullah, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bentuknya keris bergagang perak dengan lekuk 3 dan tongkat kurisi yang dihiasi aksara lontara bertuliskan "Somba ri Gowa, Mangkau ri Bone, Payung ri Luwu".
Keris itu didapatkan Sultan Hasanuddin dari tiga kerajaan besar di Sulawesi Selatan. Makassar, Bone, dan Luwu. Benda pusaka itu kemudian dikumpulkan dan disimpan rapi dalam sebuah peti pusaka raja.
Sebelum dibawa ke Kampung Laskar Rasulullah, peti pusaka raja itu dihibahkan kepada Addatuang ri Sidenreng La Patiroi pada tahun 1609. Masa itu merupakan syiar penyebaran agama islam di Sulawesi.
Seperti diketahui, La Patiroi dan penasehat kerajaannya La Palaga adalah orang pertama yang memeluk agama Islam di Sidenreng.
Kampung Laskar Rasulullah terletak di Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kampung ini didirikan pada tahun 2019 oleh seorang Laskar Rasulullah bernama Abdul Kadir Alam, atau akrab dipanggil Al Kalam.
Al Kalam sudah meninggal pada tahun 2021. Kini, kampung tersebut dijaga oleh para pengikutnya yang disebut Laskar Komando Rasulullah.
Luas lokasinya 11 hektare dan dihuni sekitar 25 kepala keluarga. Ada 22 unit rumah panggung yang berjejer di sebelah kiri-kanan jalan kampung tersebut.
Bersih, rapi dan tenang. Begitulah suasana kampung ini saat dikunjungi pada Minggu, 26 November 2023 itu. Hampir seluruh penghuninya berambut panjang.
"Ada sekitar 7.000 pusaka yang kami jaga di sini. Ada 32 keris dan tombak itu punya Sultan Hasanuddin," ujar salah satu laskar komando rasulullah, bernama Syafri saat berbincang dengan SuaraSulsel.id.
Baca Juga: 2 Bulan PLTA Bili-bili Kabupaten Gowa Tidak Beroperasi
Syafri mengatakan ada dua tipe rumah di kampung Laskar Rasulullah. Rumah panggung besar bernama Saoraja Madinah, sementara untuk rumah yang lebih kecil bernama Saoraja Mekkah.
Di setiap rumah ada pusaka yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia. Benda pusaka itu kemudian jadi warisan di perkampungan tersebut.
"Ada dari Gorontalo, Mandar, Bone, dan beberapa daerah lainnya. Kebanyak keris dan tombak," ungkapnya.
Syafri mengatakan mereka terbuka kepada siapapun yang ingin berkunjung untuk melihat pusaka yang ada. Namun, harus dibarengi dengan niat dan maksud yang baik.
"Jadi ini tanah milik raja pertama Gowa, Tumanurung Bainea. Makanya ini tanah betul-betul kami jaga, jadi kalau ada yang buruk hati masuk pas di gerbang, itu akan terjadi sesuatu untuk dirinya," tutur Syafri.
Ia mengungkap alasan perkampungan ini memakai nama Rasulullah. Menurutnya, Al Kalam ingin menjunjung tinggi ajaran Rasulullah tentang rasa persaudaraan sesama umat muslim.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
Terkini
-
Gubernur Sulsel Bantu Rp1 Miliar Korban Kebakaran di Sorowako
-
Pemprov Sulsel Optimistis BUMD Berdaya Saing Lewat Dukungan DPR RI
-
Bukan Naikkan Pajak! Kepala Daerah Diminta Kreatif Dongkrak PAD
-
Indeks Demokrasi Indonesia di Sulawesi Selatan Menurun, Ini Penyebabnya!
-
Eks Sekda Jadi Tersangka Korupsi Dana Masjid Lebih Rp1 Miliar