SuaraSulsel.id - Provinsi Sulawesi Selatan belum menetapkan Upah Minimum Provinsi atau UMP Sulawesi Selatan Tahun 2024. Tidak adanya kesepakatan dengan buruh jadi alasannya.
Buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sulsel, Senin, 20 November 2023. Mereka menuntut kenaikan upah sampai 7 persen.
"Teman-teman dari serikat pekerja minta kenaikan 7 persen. Kalau pengusaha mau 1,45 sesuai aturan PP 51," ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan Pemprov Sulsel, Ardiles Assegaf.
Ardiles mengatakan upah minimum buruh seharusnya diumumkan hari ini. Namun, Penjabat Gubernur Sulsel meminta agar ditunda terlebih dahulu.
"Hasil keputusan rapat (sebelumnya) harus dievaluasi. Besok terakhir pengumumannya," jelasnya.
Sebelumnya, UMP 2023 di Sulsel adalah Rp3,3 juta. Angka itu mengalami kenaikan Rp219 ribu dari tahun sebelumnya yang hanya Rp3,1 juta.
Tahun ini buruh menginginkan kenaikan yang lebih. Jika bisa di atas Rp4 juta.
Koordinator Konfederasi Serikat Nusantara PWK-KSN Matajene William Marthon mengatakan kebutuhan seorang pekerja atau buruh untuk hidup layak dalam sebulan harusnya sebesar Rp4.579.158.
"Karena kebutuhan hidup semakin naik. Beras sampai hari ini mahal di pasar," ujarnya usai menemui Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin.
Baca Juga: Ibu Hamil Usia Anak Banyak Terjadi di Bulukumba, Salah Satu Penyebab Stunting
Ia mengaku Pemprov Sulsel tidak mampu menstabilkan harga pangan. Sehingga, kebutuhan hidup buruh lebih tinggi dari pendapatannya.
William menjelaskan pemerintah terlalu teburu-buru dalam menetapkan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2023 tentang Pengupahan. Menurut pekerja rumusan formulasi perhitungan upah minimum itu keliru.
Sebab, tidak merujuk pada Pasal 191 A huruf (a) UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022
Oleh karena itu, kenaikan UMP tahun 2024 menggunakan formulasi perhitungan UMC inflasi + PE x UMP 2023, sebagaimana ketentuan formulasi perhitungan PP 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
"Kemudian, upah sundulan masa kerja yang diperuntukkan kepada pekerja dengan masa kerja di atas satu tahun lebih dihilangkan oleh Gubernur," ucapnya.
Ia mengaku serikat pekerja akan menggelar aksi yang lebih besar lagi jika pemerintah dan pengusaha tidak mendengarkan aspirasi mereka.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
Media Vietnam Akui Nguyen Cong Phuong Cs Pakai Tekel Keras dan Cara Licik
-
Satu Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Juara Piala AFF
-
Pengobat Luka! Koreografi Keren La Grande di Final Piala AFF U-23 2025
-
8 HP Murah RAM Besar dan Chipset Gahar, Rp1 Jutaan dapat RAM 8 GB
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 50 Jutaan: Murah Berkualitas, Harga Tinggi Jika Dijual Kembali
Terkini
-
Dari Makassar ke GBK: Kisah Keluarga Kiper Timnas U-23 yang Penuh Dukungan
-
Siswa SD di Tana Toraja Dibully Kakak Kelas Hingga Takut Sekolah
-
Pelatihan Ekspor 2025, BRI: Dorong Pelaku UMKM untuk Pahami Langkah Memulai Ekspor secara Mandiri
-
Berhasil Turunkan Angka Stunting, Pemprov Sulsel Raih Penghargaan Quick Wins
-
Mantan Ketua KONI Makassar Dituntut 6 Tahun Penjara