Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 12 November 2023 | 12:26 WIB
Kusuma Wardhani, legenda atlet panahan asal Sulsel mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Seoul 1988 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Kabar duka menyelimuti dunia olahraga Indonesia. Pemanah terbaik negara ini, Kusuma Wardhani menghembuskan nafas terakhirnya, Minggu, 12 November 2023.

Kusuma sempat dirawat di rumah sakit Hermina Makassar. Atlet asal Makassar berusia 59 tahun itu disebut mengalami penyumbatan pembulu darah.

Kusuma tentu bukanlah sosok sembarangan di dunia olahraga. Ia adalah legenda olahraga yang mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Seoul 1988.

Tonggak sejarah medali Indonesia di kancah Olimpiade lahir dari cabang olahraga panahan. Lewat bidikan Kusuma, Lilies Handayani dan Nurfitriyana Siaman, mereka berhasil pertama kali mempersembahkan medali di pesta olahraga terbesar dunia itu.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Setiap Jam Satu Orang di Sulawesi Selatan Alami Kebutaan

Turun di nomor beregu putri, tiga Srikandi itu sukses naik podium dan mempersembahkan medali perak, sekaligus medali pertama bagi Indonesia sejak ikut serta pertama kalinya di tahun 1952.

Selain itu, Kusuma adalah peraih perak Asian Games 1990 dan peraih medali perunggu Asian Games 1994. Seluruh medali ia simpan rapi di lemari rumahnya yang terletak di jalan Toddopuli, kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Karena prestasinya, Kusuma diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan bertugas di Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulsel. Selain itu, ia juga dipercaya menjadi pelatih cabor panahan di Sulsel.

"Saya selalu berharap ada lahir atlet panahan asal Sulsel yang bisa (juara) di Olimpiade," harapnya saat berbincang dengan SuaraSulsel.id, beberapa waktu lalu.

Kusuma masih ingat betul bagaimana momen di Seoul 35 tahun silam itu. Ia mengaku bebannya sangat berat sebab Indonesia belum mengantongi satupun medali.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Andi Amran Sulaiman Dilantik Menjadi Menteri Pertanian RI

"Kami gagal di (kategori) perorangan. Kemudian ada harapan di beregu putri setelah mengalahkan Unisoviet," kenangnya.

Lawan-lawannya pun sangat tangguh, kata Kusuma. Di akhir pertandingan, mereka harus berhadapan dengan tim panahan Amerika Serikat.

"Tentu ada beban dan kekhawatiran tersendiri. Apalagi belum ada medali satupun bagi Indonesia saat itu," jelasnya.

Awalnya, Indonesia dan Amerika mencatatkan skor yang sama, yakni 952 poin. Kusuma, Lilies dan Nurfitryana kemudian harus memanah ulang di nomor 70 meter untuk penentuan peraih perak.

"Medali emasnya diraih tuan rumah (Korea). Kita kalah di nomor 50 meter," tuturnya.

Namun, berkat usaha, doa dan kepercayaan diri, Kusuma, Lilies dan Nurfitri berhasil meraih medali perak setelah mengumpulkan 72 poin. Sementara, Amerika Serikat hanya meraih 67 poin.

Medali perak akhirnya jadi medali pertama untuk Indonesia setelah 36 tahun ikut Olimpiade. Ketiganya sontak berteriak dan menangis haru di podium.

"Karena itu sejarah untuk Indonesia," tuturnya.

Kini, Kusuma Wardhani sudah pergi. Semoga harapan untuk melahirkan bibit-bibit atlet panahan yang bisa mengikuti prestasinya, dapat terwujud. Selamat jalan, legend!

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More