Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 12 September 2023 | 13:01 WIB
Minyak gosok Cap Tawon, salah satu produk legend khas Makassar yang kerap diincar wisatawan karena khasiatnya. Produk oleh-oleh ini terkenal sampai ke Eropa [SuaraSulsel.id/istimewa]

SuaraSulsel.id - Makassar merupakan daerah dengan ragam wisata dan kuliner. Kota ini menjadi salah satu destinasi di Indonesia yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Lokasinya yang strategis, dengan sajian kuliner khasnya yang mendukung menjadikan ibu kota Sulawesi Selatan ini menjadi spot terbaik untuk liburan.

Namun bicara soal produk khas Makassar, tidak hanya terkenal karena kuliner Coto dan Pallubasa saja. Ada banyak cinderamata atau oleh-oleh yang melegenda dari kota ini, yang selalu jadi incaran wisatawan.

Berikut rekomendasi produk oleh-oleh khas Makassar yang wajib kamu bawa pulang ketika berkunjung ke Makassar :

Baca Juga: 5 Istana Raja di Sulawesi Selatan, Keindahannya Membawa Wisatawan ke Masa Lampau

1. Sirup DHT

Sirup legend ini memang tak banyak dikenal orang di luar Makassar. Ya wajar. Sebab, DHT hanya beredar di Makassar dan sekitarnya.

Sirup yang memiliki cita rasa manis ini menjadi primadona di bulan puasa dan lebaran menjelang. Tak lengkap rasanya jika DHT tak disajikan di momen tersebut.

Sirup DHT jadi pendamping wajib kuliner Es Pisang Ijo, pallubutung, es teler, es kelapa bahkan saat ini sudah bisa dicampur dengan kopi susu.

Dilansir dari laman makassarkota.go.id dituliskan bahwa sirup ini telah berdiri sejak tahun 1949 silam. Didirikan oleh pria bernama Rusli Wijaya.

Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Pakai Mobil Dinas Land Cruiser yang Pernah Dipakai Jokowi

Awalnya, sirup yang bernama lain sirup pisang Ambon ini dikemas menggunakan peti kayu. Setiap peti berisi 24 botol sirup dan didistribusikan melalui kendaraan tiga roda (becak).

Karena warnanya yang merah dan sering dibawa para perantau Bugis-Makassar ke sejumlah daerah, kini Sirup DHT telah banyak dikenal dan dijuluki "Sirup Merah". Maka tak jarang para wisatawan menjadikan sirup DHT sebagai, oleh-oleh wajib khas kota Makassar.

Nama DHT sendiri merupakan akronim dari "Dari Hasil Tenaga". Karena dulunya membutuhkan banyak tenaga untuk memproduksinya.

Namun kini namanya berubah jadi "Duta Harapan Tunggal". Seperti yang terterah di pabrik pembuatannya di jalan Macanda, Kabupaten Gowa.

2. Minyak Gosok Cap Tawon

Minyak esensial ini dipercaya selama beratus tahun sebagai salah satu minyak yang sering digunakan sebagai obat gosok. Orang percaya bisa menyembuhkan masuk angin, mual, luka, memar dan gigitan serangga.

Minyak gosok cap tawon adalah sebutan khusus karena minyak ini memiliki simbol gambar tawon pada bungkusnya. Jika dihirup, baunya sangat khas. Mirip seperti campuran minyak kayu putih dengan jamu.

Walau namanya minyak gosok tawon, ternyata bukan terbuat dari binatang tawon. Namun rempah-rempah pilihan khas Sulawesi. Seperti cengkeh, minyak kayu putih, daun lada, jahe, kunyit, dan minyak kelapa.

Konon dinamakan minyak tawon karena dulunya Makassar adalah tempat singgah para penjual dan pembeli rempah-rempah dari berbagai penjuru dunia. Sebagian dari mereka menetap dan berdagang di Makassar.

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh perantau keturunan Tionghoa bernama Lia A Liat. Ia mencampurkan seluruh rempah-rempah dengan minyak kelapa untuk jadi minyak gosok.

Minyak itu kemudian dijual ke pedalaman Sulawesi. Penjualannya pun merambah hingga Batavia dan Surabaya sebagai bandar strategis ketika masa Pemerintahan Hindia Belanda sepanjang 1906-1942.

Sejak itulah minyak gosop cap tawon dikenal. Bahkan orang eropa menyebutnya minyak ajaib.

Baru kemudian pada tahun 1984, merek To Boo Loeng diganti dengan Minyak Gosok Cap Tawon yang menjadikannya semakin dikenal masyarakat di seluruh Indonesia. Bahkan pernah diekspor 1,6 ton ke inggris.

3. Bakso Ati Raja

Jika berkunjung ke Makassar, ini adalah makanan yang wajib dicicipi selain coto dan pallubasa. Namanya bakso ati raja.

Bakso Ati Raja sudah ada sejak tahun 1995. Awalnya sang pemilik Bakso Ati Raja, Lim Hook Moe menjual jalangkote yaitu makanan khas Makassar sejenis pastel yang berisi sayuran. Mereka berjualan keliling saat itu.

Namun, ketika ingin mencoba membuat kreasi baru dan berjualan bakso, mereka justru salah adonan. Akhirnya karena modal pas-pasan dan sayang bahan yang sudah digunakan, mereka pun menjualnya.

Ternyata masyarakat justru suka. Mereka kemudian menyebutnya gorengan.

Dari situ kemudian berkembang. Mereka berhasil membuat bakso daging sapi yang enak. Namun, gorengan yang salah adonan tersebut juga tetap dijual dan menjadi bakso goreng.

Bakso Ati Raja pertama kali dibuka di jalan Gunung Merapi. Kini sudah punya tujuh cabang di kota Makassar dan beberapa di Jakarta.

Bakso ati raja juga sudah dikemas dalam bentuk frozen. Cocok untuk dijadikan ole-ole saat sedang berlibur ke kota Makassar.

4. Lombok Kuning

Jika biasanya sambal botolan punya cita rasa pedas manis, maka sensasi berbeda jika menikmati Lombok Kuning.

Lombok kuning khas Makassar selalu jadi incaran pecinta pedas. Sambal ini cocok jadi pendamping gorengan, nasi goreng, pangsit, bakso atau sajian berkuah.

Salah satu lombok kuning terkenal dan legend di Makassar adalah Simpati. Rasanya pedas, asin, gurih, dan sedikit asam beraroma bawang putih.

Lombok kuning terbuat dari cabai rawit segar yang belum memerah. Karena dibuat tanpa MSG, lombok kuning bisa tahan bertahun-tahun di suhu udara.

5. Kacang Disko

Salah satu ole-ole yang bisa dibawa pulang saat liburan ke kota Makassar adalah kacang disko. Mendengar namanya yang unik, memang bikin senyum-senyum.

Namun dibalik keunikan namanya, kacang goreng ini memiliki rasa yang gurih dan enak. Ada beberapa varian rasa yang bisa dipilih seperti, rasa rempah serta rasa original.

Jika dilihat sekilas, cemilan ini mirip seperti kacang atom atau kacang telur di daerah lain. Tapi jika dilihat lebih teliti, ada perbedaan yang mencolok.

Kacang disko berwarna kuning kecoklatan dan balutan tepungnya bertekstur kasar.

Lalu kenapa dinamakan kacang disko?

Konon, istilah disko merupakan singkatan dari 'diskotek', sebutan orang Indonesia untuk 'discotheque'.

Kata 'discotheque' berasal dari Bahasa Perancis untuk menyebut klub dansa. Istilah tersebut merujuk pada penamaan musik pengiring dansa Afrika-Amerika.

Nama disko jadi julukannya karena proses pembuatannya yang digoyang-goyang di nampan lebar. Mirip seperti saat dansa di diskotik. Proses tersebut bertujuan agar adonan tepung bisa menempel sempurna pada kacang.

Sementara versi lain menyebut, kalau nama disko dipilih karena saat dimakan menimbulkan bunyi kress yang berirama. Bunyinya itulah yang disebut-sebut mirip suara musik disco yang diputar oleh DJ.

6. Sirup Markisa

Selain sirup DHT, ada juga sirup markisa yang bisa jadi ole-ole khas Makassar. Selain enak, ternyata ada banyak manfaat baik bagi tubuh juga yang bisa kamu rasakan, seperti menjaga kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan kronis.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More