SuaraSulsel.id - Akademisi sekaligus dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Abdulloh Hamid mengatakan pelaku teror (terorisme) tidak mempunyai agama. Karena setiap agama mengajarkan kebaikan.
"Semua agama mengajarkan terkait dengan kedamaian dan kebaikan," kata akademisi sekaligus dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Dr. Abdulloh Hamid pada webinar "cegah terorisme" yang dipantau di Jakarta, Sabtu 17 Desember 2022.
Oleh karena itu, ia menegaskan terorisme tidak bisa dikaitkan dengan agama manapun. Mengutip kalimat mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikkan nya.
Dari kalimat yang disampaikan Gus Dur tersebut dapat dimaknai bahwa setiap agama mengajarkan kedamaian dan kasih sayang. Namun, kelompok terorisme atau ekstremis memutarbalikkan nya dengan menyebarkan narasi agama tidak cinta damai.
Dalam paparannya, Hamid menyampaikan salah satu ciri terorisme, kelompok ekstremisme dan radikalisme ialah tidak menghormati tradisi kebudayaan yang ada di tengah masyarakat.
Ia menjelaskan dalam ajaran Islam secara tegas melarang tindakan ekstremisme. Hal itu dapat ditemui dalam Al Quran Surah An Nisa Ayat 171, Surah Al Maidah Ayat 77 dan Al Quran Surah Al Isra Ayat 110.
Selain Al Quran, beberapa hadis juga melarang ekstremisme di antaranya hadis Riwayat Ibnu Majah yang pada intinya mengajak masyarakat hidup sederhana dan moderat. Hadis Riwayat Bukhori mengatakan agama itu mudah dan jangan dipersulit.
Tidak hanya soal larangan, Alquran juga mengajarkan mencegah tindakan ekstremisme. Hal itu dapat ditemui dalam Surah Al Baqarah Ayat 143 yang menjelaskan tentang moderasi beragama atau beragama secara wasathiyah.
Ia menambahkan dalam belajar agama seseorang juga harus mempunyai guru yang otoritatif dan paham agama. Sebab, belajar agama tanpa guru (otodidak) atau belajar dari internet akan berbahaya.
Baca Juga: Densus Temukan Pedang hingga Anak Panah di Kediaman Terduga Teroris yang Ditangkap di Tebing Tinggi
Terakhir, untuk mencegah ekstremisme berkembang di masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Agama mengolah sembilan kata kunci yaitu kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, dan komitmen kebangsaan. Selanjutnya toleransi, antikekerasan dan penghormatan kepada tradisi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan