SuaraSulsel.id - Chaerul, oknum anggota Brimob di Kota Makassar sebelumnya dijanji Rp100 juta untuk menembak mati pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar, Najamuddin Sewang.
Hal tersebut terungkap saat Chaerul menjadi saksi. Kasus pembunuhan berencana terhadap Najamuddin Sewang di Pengadilan Negeri Makassar, Rabu, 19 Oktober 2022.
Kata Chaerul, ia sempat dijanjikan upah Rp100 juta dari terdakwa Sulaiman. Uang itu berasal dari terdakwa utama Iqbal Asnan.
Namun setelah membunuh korban hingga meninggal, Chaerul hanya mendapat total Rp95 juta.
Baca Juga: 77 Pemuda Ditangkap Pesta Miras, Tangis Pecah di Pelukan Orang Tua
"Masih ada Rp5 juta (yang belum diserahkan)," kata Chaerul di ruang sidang Bagir Manan.
Awalnya, sidang yang dipimpin hakim ketua Jhonicol Richard mencecar Chaerul, bagaimana awal mula menerima tawaran untuk mengeksekusi korban.
Kata Chaerul, ia ditawari untuk menembak korban pada akhir bulan Maret lalu. Saat itu, ia dihubungi oleh terdakwa Sulaiman, yang juga berprofesi sebagai polisi.
"Dia bilang ada taruna ini, letting. Saya bilang taruna apa?. Dia bilang ada orang mau dieksekusi bunuh," kata Chaerul menirukan percakapannya dengan Sulaiman.
Chaerul bilang tak langsung mengiyakan tawaran tersebut. Ia juga tak yakin bisa melakukannya.
Namun, Sulaeman disebut terus meyakinkan pelaku akan aman. Kata Chaerul, Sulaiman membujuknya dan meyakinkan bahwa otak di balik rencana tersebut dibekingi "orang besar".
"Dia bilang pokoknya aman ji, karena ini pak Iqbal orang besar di Makassar. Banyak orang besar di belakangnya. Jadi kalau ketahuan, tetap aman," ungkapnya.
Chaerul kemudian mulai tergiur. Apalagi mereka dijanjikan upah Rp200 juta jika berhasil membunuh korban.
"Rp200 juta dibagi dua. Saya Rp100 juta, Sulaiman Rp100 juta. Tapi ada panjar Rp20 juta," beber Chaerul.
Uang panjar Rp20 juta digunakan untuk biaya operasional. Seperti membeli jaket Maxim untuk penyamaran dan motor. Sementara untuk senjata milik Sulaiman.
Uang itu diserahkan terdakwa Iqbal Asnan ke Asri. Kemudian Asri menyerahkannya ke terdakwa Sulaiman, yang dilanjutkan ke terdakwa Chaerul.
"Untuk beli jaket dan motor Rp10 juta. Sisanya saya bagi dengan Sulaiman Rp5 juta per orang," ungkapnya.
Kata Chaerul, butuh waktu selama 13 hari untuk mematangkan rencana tersebut. Suatu hari sebelum eksekusi, terdakwa Sulaiman, Chaerul dan Asri bertemu di daerah Jalan Kumala.
Saat itu, Asri memperlihatkan foto wajah dan motor korban. Asri juga menjelaskan rute yang dilalui korban seusai bertugas di wilayah Center Point of Indonesia.
"Tempat eksekusinya tidak diatur, hanya dia (Asri) bilang kalau Najamuddin pagi dan sore tugas di CPI. Kalau pulang lewat rute itu," katanya.
Chaerul mengaku terdesak mengeksekusi korban pada hari Minggu, 3 April 2022. Padahal saat itu hari pertama puasa.
Hakim lantas menanyakan kenapa tega membunuh di hari pertama puasa.
"Karena DP-nya sudah masuk Rp5 juta jadi dia bilang cepat-cepat mi. Buru-buru mi eksekusi. Saya tanya kenapa? dia bilang karena ini juga bos (Iqbal Asnan) suruh juga buru-buru. Disuruh eksekusi cepat," jawab Chaerul.
Usai menembak Najamuddin, Chaerul melaporkan ke terdakwa Sulaiman. Ia mengaku sudah berhasil menembak mati korban.
"Hanya di jawab, OK," ujarnya.
Empat hari setelahnya, Sulaiman datang membawa uang dan menyerahkan ke Chaerul. Jumlahnya Rp90 juta.
"Dia bilang hanya ini uang cashnya pak Iqbal dulu. Uang itu saya taruh di rumah sampai saya ditangkap," ungkap Chaerul.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
-
Promo Kuliner Khusus Nasabah BRI di Makassar: Dari Kopi Hingga Steak, Diskon Hingga 20%!
-
Dibela Orang Asli Bugis, Denny Sumargo dan Farhat Abbas Ditantang Naik Ring
-
Tiga Pengusaha Skincare di Makassar Jadi Tersangka, Tapi Identitas Dirahasiakan Polisi
-
Denny Sumargo Orang Mana? Cucu Crazy Rich Lancar Bilang Siri Na Pacce saat Tinggalkan Rumah Farhat Abbas
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
Terkini
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri
-
Dikenal Religius, Oknum Dosen Unhas Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi
-
Memanas! Dua Mantan Wali Kota Parepare Saling "Buka Aib" di Rapat Komisi II DPR RI
-
Bye-bye Stadion Mattoanging, Welcome Stadion Sudiang 2025!
-
Polri Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Ancam Tindak Tegas Anggota yang Berpolitik Praktis