Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 12 Agustus 2022 | 09:56 WIB
Kekurangan Dana Bantuan, Suriah Dihantui Kelaparan Massal. (AFP)

SuaraSulsel.id - Ketua FKPT Sulsel KH Muammar Muhammad Bakry mengungkapkan persentase perempuan yang terpapar radikalisme dan terorisme terus meningkat. Paling banyak akibat pemahaman agama yang keliru.

Ia menceritakan pernah didatangi seorang warga Kabupaten Wajo yang isterinya ingin pergi ke Suriah.

Sang Isteri, sambungnya, membujuk suaminya agar mau pindah ke Suriah karena Indonesia dianggap tidak bagus atau Indonesia bukan negara yang diridai.

"Karena suaminya tidak mau pergi, isterinya yang berprofesi sebagai guru, pergi sendiri. Padahal, dia hanya mengenal orang yang mengajaknya itu lewat sosial media. Nah, saat isterinya dari Turki menuju Suriah, dia tertangkap dan dideportasi kembali ke Indonesia. Sekarang alhamdulillah sudah berkumpul lagi dengan suaminya," lanjutnya.

Baca Juga: Perempuan dan UMKM Jadi Kunci Meningkatnya Perekonomian di Masyarakat

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar kaum perempuan lebih berhati-hati dalam bersosial media, jangan sampai terdoktrin oleh hal-hal yang bersifat radikalisme dan terorisme.

Kepala Bidang Perempuan dan Anak Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan Farida Pattinggi mengemukakan bahwa perempuan rentan terpapar radikalisme dan terorisme.

Farida pada Sosialisasi "Perempuan Top Viralkan Perdamaian, Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme Melalui FKPT" yang dilaksanakan di Gowa, mengatakan perempuan yang rentan terpapar radikalisme dan terorisme, termasuk kalangan terdidik, seperti dosen dan guru.

"Perempuan sangat rentan terpapar paham radikal dan terorisme. Apalagi komunikasi cepat sekali karena adanya media sosial, sementara penggunanya paling banyak adalah perempuan," kata dia, Kamis 11 Agustus 2022.

Perempuan dianggap rentan terpapar radikalisme dan terorisme, papar dia, karena kekurangtahuan mereka terhadap isu tersebut. Mereka gampang tersentuh perasaan. Sehingga lebih mudah dipengaruhi.

Baca Juga: 5 Lokasi Syuting Film Horor Indonesia, Rumah Pengabdi Setan 1 Dijadikan Tempat Wisata

"Mungkin dalam pemahaman agama masih dangkal sehingga mudah terprovokasi. Karena itu, kami di FKPT membuat kontra radikalisme dengan cara-cara seperti ini, melalui sosialisasi," ujarnya. (Antara)

Load More