SuaraSulsel.id - Sebagian warga di Kota Ambon terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak. Akibat beberapa minggu terakhir bahan bakar minyak tanah sulit didapatkan di Ibu Kota Provinsi Maluku itu.
“Kadang kalau tidak dapat, kita akhirnya beli makan jadi, atau pake kayu bakar di belakang rumah saja,” kata Rosmina, warga di kawasan IAIN Ambon, Sirimau, Jumat (5/8/2022).
Ia mengatakan minyak tanah sulit dicari dan banyak pangkalan minyak tanah sering kosong, sehingga dirinya terpaksa keliling kota untuk mendapatkannya.
“Dulu itu di IAIN sini minyak tanah banyak. Tapi sekarang cari sangat susah. Harus keliling sampai di Kebun Cengkih baru dapat. Itu pun kadang terbatas,” katanya.
Senada dengan Rosmina, Rizky Amelia, seorang warga di Warasia juga mengaku kesulitan mendapat minyak tanah. Ia mengatakan, terpaksa menggunakan kayu bakar karena tidak mampu membeli kompor gas yang harus mengeluarkan banyak biaya.
Mayoritas rumah tangga dan UMKM di Maluku masih menggunakan dengan minyak tanah, sedangkan program elpiji subsidi tiga kilogram belum ada. Elpiji yang tersedia di pasar adalah jenis Brightgas 5,5 kilogram dan 12 kilogram.
“Mau beli kompor gas, asalkan ada uang lagi. Kecuali orang kaya,” ucapnya.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon meminta pemerintah setempat mengawasi ketersediaan stok minyak tanah untuk masyarakat, karena bahan bakar tersebut mulai langka di sejumlah daerah di Ibu Kota Provinsi Maluku itu.
“Pemkot yang lebih tahu jatah atau kuota sebesar berapa bahan bakar minyak tanah itu yang diminta oleh warga Kota Ambon. Setelah mereka bisa sampaikan kepastiannya, komisi juga akan tindak lanjuti,” kata Ketua Komisi II DPRD Ambon, Christianto Laturiuw, di Ambon.
Menurutnya, kelangkaan minyak tanah di Kota Ambon merupakan tanggung jawab Pemkot Ambon untuk menyampaikan jumlah kuota yang dibutuhkan warga kepada Pertamina.
“Kalau Pertamina ini kan mereka itu operator pelaksana jadi tergantung jumlah kuota yang diminta oleh Pemkot Ambon baru mereka sediakan itu,” tambah Laturiuw.
Laturiuw mengaku, sudah beberapa kali menerima aspirasi masyarakat terkait kelangkaan minyak tanah di Kota Ambon, dan Pemkot harus mengambil kebijakan yang tepat sesuai fakta di lapangan.
Ia menyatakan, dalam waktu dekat, akan mengagendakan rapat bersama Pertamina membahas soal Bahan Bakar Minyak (BBM), Pertalite, Pertamax, hingga minyak tanah.
Sales Area Manager Retail Pertamina MOR VIII Maluku – Papua, Wilson Eddi Wijaya menyatakan, kuota BBM jenis minyak tanah yang ditentukan BPH Migas ke Provinsi Maluku pada tahun ini mengalami penurunan berkisar 2.500 hingga 3.500 Kilo Liter (KL).
"Kuota minyak tanah untuk Maluku tahun 2022 adalah 102.344 kl. Padahal tahun 2021 realisasi minyak tanah sebesar 104.778 kl. Hampir memenuhi target 105,266 kuota 2021 yang ditetapkan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
Terkini
-
Dewan Pers: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat
-
Ekspresi Bahagia Ribuan PPPK Pemprov Sulsel Terima SK
-
Kasus 5 Pekerja Jatuh di Jembatan Tarailu, Disnaker Sulbar: Pasti Ada Sanksi
-
BRI Bukukan Laba Rp26,53 Triliun di Tengah Tantangan, Terus Berdayakan UMKM
-
Banyak Aset Pemprov Sulsel Bermasalah, Kejati Turun Tangan!