SuaraSulsel.id - Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga hal yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia. Untuk mengubah ancaman krisis pangan akibat dampak jangka panjang pandemi COVID-19 dan keberlanjutan invasi militer Rusia ke Ukraina. Guna dimanfaatkan menjadi peluang.
"Pertama peningkatan produksi besar-besaran, baik itu dari petani, korporasi, dan BUMN, semua harus ditingkatkan. Jangan mengikuti rutinitas harian," kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 20 Juni 2022.
Presiden mengingatkan agar jangan sampai Indonesia terjebak dengan rutinitas harian. Sehingga justru strategi peningkatan produksi besar-besaran hilang tak terwujud.
Ia meminta agar peningkatan produksi besar-besaran tersebut dibarengi dengan pemilihan jenis karakteristik yang sesuai dengan daerahnya.
Baca Juga: Mendag Sebut Sudah Perbaiki Masalah Minyak Goreng: Sebulan Dua Bulan Beres Insya Allah
"Kemarin saya dengan Kepala KSP (Moeldoko) melihat sorgum di NTT misalnya. Itu ditanam jagung hidup, begitu ditanam sorgum hijau. Sangat hijau dan sangat kelihatan subur sekali. Ini kan ternyata di NTT yang banyak adalah sorgum," katanya.
Fokus kedua dalam arahan Presiden adalah segera memastikan siapa "offtaker" yang akan menampung hasil peningkatan produksi besar-besaran tersebut.
"Jadi petani produksi terus dan yang membeli juga ada. Jangan sampai petani produksi banyak, Perum BULOG enggak ambil, PT RNI enggak ambil," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi meminta agar mekanisme tersebut harus segera diputuskan dan ia telah menyampaikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk menindaklanjuti perusahaan mana yang menampung hasil produksi komoditas apa, termasuk skema biayanya.
"Ketiga kalau sudah ngambil jangan sampai kayak Perum BULOG, ngambil dari petani banyak, stok enggak bisa jual. Sehingga kualitasnya jadi turun dan ada yang busuk dulu, rusak, jangan," kata Presiden Jokowi.
Baca Juga: Bukan Karena Mafia, Mendag Sebut Krisis Minyak Goreng Disebabkan Salah Antisipasi
Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta agar perencanaan dari peningkatan produksi komoditas pangan tersebut dilakukan secara rinci dari awal hingga akhir.
Berita Terkait
-
Silsilah Keluarga Sri Mulyani, Orang Tuanya Berjasa Besar di Dunia Pendidikan
-
Sri Mulyani: Sosok Menteri Keuangan Tiga Era Pemerintahan, Mendadak Diisukan Mundur
-
Moratorium Arab Saudi Dibuka? Menteri P2MI Dipanggil Prabowo Bahas Nasib Pekerja Migran
-
Erick Thohir Beberkan Proses Penunjukkan Ifan Seventeen Hingga Jadi Bos PFN
-
Sri Mulyani: Dari IMF hingga 4 Kali Jadi Menteri, Benarkah Akan Mundur dari Kabinet Prabowo?
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
Terkini
-
Berdaya di Kancah Global! UMKM Papua Global Spices Raih Sukses Berkat BRI
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar