SuaraSulsel.id - DPRD Sulawesi Selatan melalui Komisi D membidangi Kesejahteraan Rakyat, meminta Dinas Pendidikan mengawasi dugaan praktik manipulasi Kartu Keluarga (KK) di wilayah zonasi. Saat proses tahapan pendaftaran dimulai 20 Juni untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023.
"Dari laporan diterima, ada dugaan kuat praktik manipulasi KK dipakai. Agar peserta didik bisa bersekolah di wilayah zonasi SMAN unggulan, walaupun bersangkutan tidak berdomisili di daerah zona itu," ungkap Anggota Komisi D Wahyuddin di Makassar, Kamis 16 Juni 2022.
Meski masih dugaan, pihaknya meminta Dinas Pendidikan Sulsel berperan aktif mengantisipasi serta mengawasi dan terus berkoordinasi dengan instansi kependudukan. Guna memutus praktik dengan cara-cara curang agar bisa bersekolah di SMA dan SMK Negeri.
"Karena ini bisa menimbulkan rasa ketidakadilan orang lain yang berdomisili di zona tersebut. Kita minta Disdik mengawasi itu, kalau ditemukan berikan sanksi tegas," tuturnya.
Hal senada disampaikan Ketua Komisi D, Rusdi Tabi. Ia menyatakan Disdik segera berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) setempat demi mencegah terjadinya manipulasi KK digunakan orang lain menyekolahkan anaknya di luar zonasi yang sudah ditentukan.
"Ada beberapa laporan kami terima tahun lalu. Untuk mencegah itu, Disdik diharapkan teliti, jangan sampai kasus seperti itu berulang kembali, dimana saat ini kita berusaha memperbaiki kualitas pendidikan baik di sekolah negeri maupun swasta," harapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Sulsel, Setiawan Aswad mengatakan, untuk mengantisipasi praktik kecurangan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Disdukcapil untuk memastikan calon peserta didik yang masuk jalur zonasi benar berdomisili di zona itu.
"Soal praktik dugaan manipulasi KK, kami terus berkoordinasi dengan Dukcapil, bahkan sudah terintegrasi langsung apabila di konfirmasi kebenaran KK-nya. Untuk kesiapan PPDB, kami sudah siap," papar Aswad.
Untuk alumni atau tamatan SMP/Madrasah Tsanawiyah dan Pesantren yang akan masuk SMA/SMK sebanyak 15.017 orang. Sementara daya tampung SMA Negeri dan swasta serta Madrasah Aliyah (MA), sebanyak 171.598 kursi tersedia, atau masih tersisa lebih ribuan.
Dan tahun ini disiapkan kuota untuk SMAN sebanyak 76.685 bangku dan SMKN sebanyak 42.805 bangku. Selebihnya akan bersekolah di SMA/SMK swasta dan MA sederajat. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Gubernur Sulsel Wajibkan Program MBG Serap Pangan Lokal
-
Benteng Terakhir Runtuh: Saat Ayah Kandung dan Guru Jadi Predator Paling Keji di Makassar
-
Maluku Lakukan Operasi Bypass Jantung Pertama Sejak RI Merdeka
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025
-
Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen