SuaraSulsel.id - Hari ketiga pascagempa berkekuatan 5,8 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, sejumlah warga masih mengungsi di beberapa titik.
Mereka juga masih bertahan di beberapa tenda pengungsian dikarenakan trauma yang belum hilang.
Terlihat di Stadion Manakarra Mamuju, puluhan anak-anak terlihat bermain di depan tenda-tenda pengungsian pada Jumat (10/6/2022).
Mereka seolah melupakan trauma gempa yang mereka alami dan tetap riang bermain meskipun hujan deras.
Begitupun dengan para Ibu-ibu, dengan wajah lebih terlihat bertahan di tenda-tenda pengungsian di Stadion Manakarra Mamuju.
Berbeda dengan hari sebelumnya, yakni pada Kamis (9/6), Stadion Manakarra Mamuju dipadati ratusan pengungsi di tengah aktivitas para relawan memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi.
"Hari ini, sebagian besar pengungsi, umumnya laki-laki beraktivitas di luar, seperti pada hari biasa. Tapi mereka akan kembali pada malam hari," kata salah seorang pengungsi Rahman.
Ia bersama warga lainnya mengaku memilih tetap bertahan, walaupun sebelumnya sudah ada imbauan dari BNPB agar mereka kembali ke rumah masing-masing, karena masih khawatir kemungkinan adanya gempa susulan.
"Kami masih trauma dan memilih tetap bertahan sampai benar-benar kami yakin sudah aman. Jadi, kalau siang, kami bekerja seperti bisa tetapi kami kembali ke sini (pengungsian) pada malam hari," tuturnya.
Baca Juga: Kesal Dengan Pejabat yang Tak Cepat Realisasi Anggaran, Akmal Malik Minta Masukan DPRD
"Kami takut kalau terjadi gempa saat malam, sulit menyelamatkan diri," ujar Rahman.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Kabupaten Mamuju Taslim mengatakan, hingga hari ketiga pascagempa yang mengguncang daerah itu, sebagian warga masih memilih bertahan di pengungsian.
"Memang sudah ada yang pulang tetapi jumlahnya tidak signifikan," kata Taslim.
"Kalau siang seperti ini, mereka beraktivitas seperti biasa tetapi mereka akan kembali di tenda-tenda pengungsian saat malam," tambahnya.
Masih banyaknya warga yang memilih bertahan di pengungsian karena trauma saat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang terjadi pada 15 Januari 2021.
"Kita maklumi kondisi psikologi masyarakat yang masih bertahan karena mereka masih sangat trauma dengan kejadian serupa tahun lalu," ujar Taslim. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Kemeriahan Pesta Nelayan Mamuju, Sulawesi Barat
-
Gempa Magnitude 6.0 Guncang Jepang, Tidak ada Peringatan Tsunami
-
Ratusan Rumah Luluh Lantak! BMKG Catat Ada 166 Kali Gempa Susulan di Sumenep
-
Sesar Lembang: Benarkah Ancaman Gempa Besar Mengintai Bandung Raya?
-
Gempa Filipina dan Sumenep Saling Berhubungan? Cek Faktanya
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
7 Tahun Menumpuk, 23 Ribu Lembar Uang Palsu Ini Dimusnahkan
-
Cinta Segitiga Anti Mainstream: Pria Ini Nikahi Cinta Pertama & Pilihan Keluarga dalam Waktu 48 Jam
-
TBC di Sulbar: 57,3 Persen Kasus Ditemukan
-
Biaya Haji Dikorupsi? Kemenag Sulut Buka Suara Usai Dilaporkan ke Polisi
-
Akhirnya! Jalan Hertasning-Aroepala Makassar Siap Dibeton dan Diaspal