Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 31 Mei 2022 | 20:16 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) menyimak penjelasan proses pembuatan baterai sel saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). [Antara/Biro Pers Media Setpres/Laily Rachev]

"Harus betul-betul menjalankan sesuai mekanisme yang ada, termasuk fungsi sosialnya," kata Abdul Rasak yang juga warga Kecamatan Abeli.

Ia juga tidak memungkiri, ada rencana pembangunan pabrik baterai litium tersebut, dapat menyerap tenaga kerja yang banyak. Namun, kata dia, pemerintah harus pula memikirkan dampak terhadap masyarakat sekitar.

"Makanya, transparansi itu sangat penting di sini," pungkasnya.

Pembangunan pabrik baterai itu merupakan tahap awal hilirisasi nikel. Rencana pembangunan itu terus dimatangkan dengan investasi sekitar 1 miliar dollar AS. Selain keterlibatan dalam operasional, pemerintah dituntut mengalkulasi kebutuhan industri agar tidak berdampak buruk ke depannya.

Baca Juga: Rintihan Petugas Kebersihan di Kota Kendari, Ditetapkan Tersangka Padahal Korban Pengeroyokan

Penandatanganan kerja sama sendiri, dilakukan PT Kendari Kawasan Industri Terpadu bersama PT China Construction Yangtze River Indonesia. Penandatanganan disaksikan Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir bersama General Manager of China Construction Third Engineering Bureau International Tang Liguo, pada April 2022 lalu.

Load More