SuaraSulsel.id - Rizal Fauzi, Dosen FISIP Universitas Hasanuddin Rizal Fauzi memandang perlu kajian ilmiah yang kuat. Serta pertimbangan kondisi masyarakat atau konsumen. Sebelum Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menaikkan tarif transportasi daring.
"Rencana pemerintah daerah mengatur kembali tarif dengan menyeragamkan tarif batas atas pada layanan transportasi daring harus cermat dan ekstra hati-hati dan melalui kajian ilmiah mendalam," kata pengamat kebijakan publik Rizal Fauzi, Rabu 25 Mei 2022.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan Sulsel menggelar rapat penyesuaian tarif angkutan sewa khusus, yakni buka pintu sampai dengan 3 km tarif Rp19.500,00 dan km ke-4 hingga seterusnya Rp6.500,00/km atau menggunakan harga batas atas.
Menurut Rizal, rencana penetapan tarif atas tertinggi secara merata akan diberlakukan pada layanan mobil daring atau online.
Sehingga bisa dipastikan harga tarif pusat Kota Makassar ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, misalnya, dapat mencapai Rp190 ribu, padahal sebelumnya hanya berkisar Rp75 ribu—Rp100 ribu.
Idealnya, lanjut dosen Administrasi Publik ini, untuk menerapkan tarif baru harus melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kajian panjang. Bukan hanya mengakomodasi usulan.
"Setiap kebijakan publik butuh kajian panjang dan melibatkan semua pihak untuk memberikan pandangannya," kata Rizal.
Dipertanyakan pula oleh Rizal, apakah tahapan dan kajian itu sudah dilakukan pihak Dishub Sulsel selaku penentu kebijakan sesuai dengan regulasi yang ada. Termasuk penjelasan kepada publik plus minus jika kelak kebijakan itu diterapkan.
Di sisi lain, lanjut dia, pertimbangan sisi kemanusian dan sosial hendaknya mendapat perhatian. Karena masyarakat pengguna transportasi baru menyesuaikan dengan adaptasi normal baru.
Baca Juga: Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2022 di Bandara Hasanuddin Akan Beroperasi Selama 16 Hari
Masalahnya, kata Rizal, jika tarif baru dipaksakan diterapkan, dikhawatirkan tarif transportasi daring yang miliki efek domino itu akan makin lemahkan daya beli masyarakat di lapangan.
"Bila tarif transportasi naik, mobilitas masyarakat akan menurun dan juga akan berdampak pada harga barang di pasaran yang ujung-ujungnya dapat memicu terjadinya inflasi," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Janji Manis Hilirisasi, Pahitnya Realita Warga Bantaeng Terpapar Polusi Tanpa Solusi
-
Ulasan Buku 'Burung Beo yang Setia', Menjalin Persahabatan Bersama Hewan
-
18 Ribu Lebih Debitur Nikmati KUR BRI di Sulawesi Selatan
-
Komisi III DPR Minta Polri Selesaikan Dugaan Intimidasi Wartawan oleh Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian
-
422 Desa dan Kelurahan di Sulawesi Selatan Belum Dapat Akses Internet
Tag
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Kinerja Cemerlang BRI: Sunarso Dedikasikan Penghargaan The Best CEO untuk Insan BRILiaN
-
Lari Bareng di Bali Bisa Borong Hadiah Ratusan Juta
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Banyak Hadiah dan Hiburan Menarik
-
Apakah Garmin Venu 3 Memiliki Layar Sentuh? Temukan Jawaban Beserta Fitur-Fitur yang Dimilikinya
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri