SuaraSulsel.id - Tulisan ini bisa menimbulkan rasa ngeri atau perasaan kurang menyenangkan. Mohon pengertian dan kebijaksanaan pembaca. Agar kejadian seperti ini tidak terulang.
Kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei tahun 1998 silam masih menyisakan trauma bagi sejumlah korban di Kota Makassar.
SuaraSulsel.id mewawancarai sejumlah saksi mata dan korban yang mengalami langsung saat kerusuhan terjadi di Kota Makassar.
Saat itu pertengahan Mei 1998. Masih pagi, William baru sampai di sekolah. SMP Rajawali Makassar. Ia diminta penjaga sekolah untuk pulang.
"Penjaga sekolah itu warga asli Makassar. Katanya sekolah diliburkan. Disuruh pulang cepat, jangan kemana-mana," ujar William.
Ia ingat jalanan saat itu sangat lengang. Bus sekolah yang biasanya lalu lalang di pagi hari juga tidak nampak.
"Saya ingat ada beberapa mobil tentara yang lewat berturut-turut. Di situ saya mulai tidak tenang," ujarnya.
Sampai di rumah, pagar, pintu dan jendela sudah ditutup rapat. Ia tak boleh kemana-mana.
William yang belum paham apa-apa saat itu diminta untuk tetap diam. Karena penasaran, ia memutar radio dan mendengar ada penjarahan.
Baca Juga: Wali Kota Makassar Danny Pomanto: Haji Kalla Ajarkan Sifat Jujur Dalam Berbisnis
"Sebelumnya kan sudah ada berita mau demo besar-besaran tapi saya kira hanya demo," ujarnya.
Dari balik jendela, William melihat jalan Sulawesi sudah penuh dengan massa. Tidak hanya laki-laki, tapi perempuan dan anak-anak juga ikut. Mereka ada yang membawa senjata tajam dan kayu.
"Mereka bentak-bentak dan minta barang-barang. Ada yang minta beras, pakaian, dan peralatan dapur diambil," jelas karyawan bank swasta itu.
William mengaku sejak saat itu mereka selalu waspada hingga kini. Kadang ada rasa khawatir jika bertemu dengan warga lokal.
"Kalau dibilang trauma, bisa dibilang iya. Karena kita selalu waspada dan khawatir sampai saat ini. Tapi puji Tuhan di zaman sekarang ini, aktivitas kita mulai leluasa. Orang sudah melek dengan isu ras," tukasnya.
Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei–15 Mei 1998. Tidak hanya di Ibu Kota Jakarta, kerusuhan juga terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
1,4 Juta Rokok Ilegal Dimusnahkan di Kendari: Negara Rugi Miliaran Rupiah!
-
Kronologi Adik Jusuf Kalla Ditetapkan Tersangka Korupsi Rp1,35 Triliun
-
Adik Jusuf Kalla Tersangka Dugaan Korupsi Proyek PLTU Kalbar
-
Dari UKT hingga Riset, Ini Aspirasi Sivitas Akademika untuk Calon Rektor Unhas
-
7 Tahun Menumpuk, 23 Ribu Lembar Uang Palsu Ini Dimusnahkan