SuaraSulsel.id - Pemudik yang ingin pulang kampung merayakan hari raya Idul Fitri rela antre sampai tidak tidur di pelabuhan penyeberangan Torobulu-Tampo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, ratusan kendaraan roda dua sudah memadati pelabuhan jelang lebaran.
Aksi saling salip antar pengendara pun tidak terhindarkan. Hal tersebut diakibatkan membludaknya pemudik dari berbagai daerah di Sultra.
Seperti diungkapkan salah seorang pengendara roda dua, Ardian. Dia mengatakan, menyalip kendaraan lain sudah hal lumrah dalam keadaan antrean yang sangat padat seperti ini.
"Saya tiba tadi dari jam 23.00 malam di sini, kalau saya tidak salip kendaraan lainnya, bisa jadi besok pagi baru saya masuk dalam kapal feri," bebernya.
Sementara itu di tempat yang sama, Salam, pemudik asal Kelurahan Wamelai, Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat mengungkapkan, dirinya baru merasakan kembali nuansa mudik seperti ini. Setelah dua tahun berturut-turut tidak ada tradisi mudik disebabkan pandemi COVID-19.
"Kita sengaja membawa bekal makanan, kopi, air mineral dan perlengkapan lainnya. Karena kita sudah tebak pasti antreanya panjang. Kita datang di sini dari kemarin jam 21.00 Wita, dan antrean motornya kita masih di belakang, banyak sekali kendaraan," ungkap Salam kepada Telisik.id.
Para pemudik bahkan rela tidak tidur di malam hari demi menjaga kendaraan mereka. Agar lolos dari aksi salip antar sesama pengendara. Hal tersebut diungkapkan Ening, pemudik asal Desa Watumeela, Kabupaten Muna Barat.
"Saya tidak bisa tidur takut nanti antreanku disalip sama orang lain, harus bagadang kan," kata Ening.
Baca Juga: Kendaraan Pemudik Asal Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara Mulai Memadati Jalan Raya Gorontalo
Sementara Asri pemudik asal Desa Kondongia, Kabupaten Muna merasa lega. Karena kendaraan miliknya sudah berada di barisan paling depan setelah berjuang semalam suntuk.
"Alhamdulillah tinggal tunggu kapal selanjutnya motorku sudah antrean paling depan, saya tiba dari Kendari kemarin jam 18.00 Wita," beber Asri.
Berkah Bagi Warung Makan
Arus mudik yang dimulai H-7 menjelang hari Raya Idul Fitri, menjadi berkah tersendiri bagi para pemilik rumah makan di pelataran Pelabuhan Torobulu-Tampo.
Lonjakan pemudik sangat tinggi di tahun ini. Bahkan banyak di antara para pemudik yang harus tertahan 1 hingga 2 hari di pelabuhan. Tentu saja mau tidak mau mereka harus membeli makanan di warung makan di area pelabuhan.
Pantauan Telisik.id sejak 3 hari lalu, rumah makan yang ada di pelabuhan selalu ramai dikunjungi para pemudik. Hal ini menyebabkan omzet pemilik rumah makan meningkat hingga tiga kali lipat dibanding hari biasanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Gubernur Sulsel Terima Penghargaan Indonesia's SDGs Action Awards 2025
-
BMKG Rilis 287 Gempa di Sulawesi Utara: Mana Paling Berbahaya?
-
3 Perusahaan Reklamasi Laut Tanpa Izin di Sulawesi Tenggara
-
Kejaksaan Tahan Kepala SMPN 1 Pallangga Gowa, Ini Kasusnya
-
Lurah di Gowa Jual Program Sertifikat Tanah Gratis Rp5 Juta