Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 28 Maret 2022 | 15:35 WIB
Anggota Satpol PP Pemprov Sulsel melakukan penertiban pedagang di kawasan Lego-lego CPI Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Humas Pemprov Sulsel]

SuaraSulsel.id - Beberapa waktu lalu, salah seorang Anggota Satpol PP Pemprov Sulsel inisial HS bikin geger. Ia nekat ingin bunuh diri karena terlilit utang.

HS mengaku tidak mampu membayar utang yang diwariskan suaminya. Gajinya sebagai anggota Satpol PP sudah tiga bulan belum terbayarkan.

Setelah kasus itu, Pemprov Sulsel langsung mencairkan honor Anggota Satpol PP. Namun ternyata hanya satu bulan saja.

Tahun ini, kasus keterlambatan gaji kembali dialami Anggota Satpol PP Pemprov Sulsel.

Baca Juga: Oknum Polisi Digerebek Lagi Pesta Sabu Bareng Emak-emak, Ini Penjelasan Polda Sulsel

"Kita juga mengeluh, masak harus bunuh diri dulu baru dibayar. Kita berharapnya semoga sebelum bulan puasa ada masuk kodong," harap Anggota Satpol PP AS, Senin 28 Maret 2022.

Hingga kini, SuaraSulsel.id masih berusaha menghubungi Kepala Satpol PP Pemprov Sulsel, Mujiono. Untuk konfirmasi terkait keterlambatan gaji ini. Namun telepon dan pesan singkat yang dikirimkan belum direspons.

Anggota Satpol PP Pemprov Sulsel melakukan penertiban pedagang di kawasan Lego-lego CPI Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Humas Pemprov Sulsel]

3 Bulan Belum Digaji

Sejumlah Anggota Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP di lingkup Pemprov Sulawesi Selatan mengeluh. Sudah tiga bulan mereka belum digaji.

Salah satu Anggota Satpol PP, AS, mengaku mereka terakhir digaji pada bulan Januari 2022. Ia bahkan terpaksa harus mengutang untuk memenuhi biaya hidup dan keluarganya.

Baca Juga: Tiga Bulan Tidak Digaji, Anggota Satpol PP Pemprov Sulsel Terpaksa Ngutang Beli Popok dan Susu Bayi

"Terakhir terima bulan Januari lalu untuk gaji Desember. Dari Januari sampai akhir Maret ini belum," ujarnya kepada SuaraSulsel.id, Senin, 28 Maret 2022.

Ia mengaku tak tahu pasti alasan kenapa pencairan gaji selalu telat. Padahal biaya kebutuhan hidup semakin tinggi, apalagi jelang bulan puasa.

"Saya juga terpaksa berutang ke saudara untuk kebutuhan biaya hidup. Saya punya anak kecil, butuh popok dan susu," keluhnya.

AS mengaku menerima honor Rp2,5 juta per bulan. Namun sejak tahun lalu, pembayaran gaji selalu telat.

Ia tidak tahu apa alasan badan keuangan tidak mencairkannya.

"Saya tidak tahu apa alasannya, apakah proses administrasinya atau memang tidak ada uang. Tapi dari tahun lalu sudah telat memang," ujarnya.

Kontributor: Lorensia Clara Tamnbing

Load More