SuaraSulsel.id - Kasubdit Kerja Sama Asia Pasifik dan Afrika, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Letkol Harianto mengungkapkan, kaum milenial sangat rentan terindoktrinasi paham radikal melalui media sosial.
"Anak muda sekarang sangat mudah sekali terafiliasi, dan karena salah dalam menggunakan media sosial tersebut," ujar Harianto di sela aksi Festival Anak Musik Bangsa (Asik Bang) FKPT-BNPT, di Hotel Sheraton, Makassar, Kamis 17 Maret 2022.
Ia mengemukakan, anak muda juga sangat mudah terpapar radikalisme yang mengarah pada perbuatan terorisme. Untuk itu, ia menekankan melalui kegiatan musik ini bertujuan menjadi bagian dari aksi pencegahan.
"Melalui sentuhan ini lebih bersifat kami mengajak semua elemen baik di lingkungan pendidikan formal, informal dan nonformal, pendidikan di keluarga, di sekolah, di pondok pesantren dan juga masyarakat agar mampu bersinergi dalam pencegahan penanggulangan terorisme," katanya pula.
Baca Juga: Diblokir Platform Media Sosial, Rusia akan Luncurkan Pengganti Instagram
Menurut Harianto, remaja maupun pada anak muda di usia produktif sangat rentan terpapar paham radikal, mengingat psikologi mereka masih labil dan cukup gampang dipengaruhi para pelaku terhadap apa saja.
"Mau diakui atau tidak, secara psikologis remaja kan ada jenjang perkembangan psikologisnya, di sinilah kerentanan itu. Sebagian di antara kita ada generasi milenial, sebagian generasi Z, di sinilah kita patut waspadai," katanya lagi.
Para generasi muda ini, ujar dia, akan menjadi sasaran para pelaku untuk mengindoktrinasi paham menyimpang, mengingat secara psikilogis maupun sosial dan lainnya mereka masih rentan terhadap itu.
"Mari kita jaga adik, saudara kita dari upaya itu tadi (radikalisasi) yang bisa dipengaruhi. Kita harus menjadi agen, influencer yang positif untuk bisa menyuarakan sebagai aksi pencegahan terhadap terorisme," ujarnya menekankan.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulsel Muammar Bakry pada kesempatan itu menyampaikan, melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda Indonesia memiliki nilai-nilai kebangsaan.
"Jadi musik itu adalah sarana untuk mencapai salah satu tujuan yang kita inginkan. seperti yang kita lakukan ini, agar anak-anak bangsa kita tidak lupa dengan pentingnya kenegaraan, tentang pentingnya kebangsaan, persatuan, dan kebinekaan," ujarnya.
Sekretaris MUI Sulsel ini menambahkan, usia remaja sangat rentan terpengaruh paham radikal. Kalau melihat aksi teroris, pelakunya tidak ada umur 40-50 ke atas. Tetapi yang melakukan tindakan anarkis terkait teroris ekstrem radikal itu adalah anak muda usia produktif. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
27 Rumah di Luwu Utara Terendam Banjir dan Longsor, BPBD Minta Warga Waspada
-
Polres Gowa Tangkap Pelaku Judi Sabung Ayam Saat Idul Adha 1446 H
-
9 Orang Ditangkap Karena Melanggar Aturan Haji
-
Murid Dipukul Kepala Sekolah? DPRD Gorut Ngamuk, Janji Usut Tuntas!
-
Harga Emas Anjlok! Update Terbaru Antam, UBS, dan Galeri24 di Pegadaian