SuaraSulsel.id - FH, terduga pelaku kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT di Kota Makassar tidak lagi mengajar sebagai dosen di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus Makassar.
Hal tersebut dikatakan langsung Rektor UKI Paulus, Prof Agus Salim, Kamis, 24 Februari 2022.
Kata Agus, status FH sebelumnya hanya dosen luar biasa, bukan dosen tetap. Agus mengaku yang bersangkutan memang pernah mengajar di UKI Paulus. Tepatnya di Fakultas Hukum.
"FH betul pernah mengajar tetapi sifatnya dosen luar biasa. Sekarang tidak lagi mengajar. Sama saja kalau semester genap atau ganjil, saya mengajar di salah satu perguruan tinggi tidak berarti bahwa saya adalah dosen di kampus itu," ujar Agus saat dikonfirmasi.
Baca Juga: Sudah Aniaya Istri, Anak, dan Pendamping Sosial, Pria di Makassar Masih Bebas Berkeliaran, Kok Bisa?
Agus mengaku pihak kampus tidak akan mentolerir. Jika ada dosen yang melakukan kasus KDRT. Namun, FH sendiri tidak lagi mengajar di UKI Paulus sehingga itu diluar ranah kampus.
"Terakhir mengajar tahun 2021 lalu. Sekarang tidak lagi," tambahnya.
Seperti diketahui, FH (28) diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap istrinya, M (27). M saat ini mengamankan dirinya ke kantor DPPPA Provinsi Sulawesi Selatan karena tak punya tempat berlindung.
Ia mengaku sempat dijambak dan dipukuli oleh suaminya. Kasus ini juga sudah dilaporkan ke Polrestabes Makassar.
Namun, prosesnya dianggap lamban. Belakangan diketahui, FH adalah ponakan dari salah satu petinggi Polri di Kalimantan Utara. Hal tersebut juga diketahui dari foto-foto FH yang diunggah di akun media sosialnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan Kamis 24 Februari 2022
Kanit PPA Polrestabes Makassar Iptu Rivai mengatakan penyelidikan kasus tetap berjalan. Pihaknya akan profesional dan tidak diintervensi oleh pihak manapun. Walaupun terlapor keluarga polisi.
"Tidak benar itu. Tetap kita proses, laporannya baru kita terima dan masih pemanggilan saksi," kata Rivai, Rabu, 23 Februari 2022.
Rivai mengatakan kasus ini dilimpahkan dari Polsek Rappocini. Namun, pihaknya tidak bisa memproses dengan pasal KDRT karena korban adalah istri sirih.
"Yang kita lidik pasal 351, penganiayaan. Bukan KDRT karena yang bersangkutan nikah siri. Sebelumnya juga sudah ada kejadian, damai dan rujuk lagi," tukasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi Program Revitalisasi Kampus UNM Rp87 Miliar
-
Lukisan Purba di Goa Leang-leang Maros Masuk Buku Sejarah Indonesia
-
Polisi Tahan 2 Dosen Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, Dugaan Pelecehan Seksual
-
BRI: Sektor UMKM Mencakup lebih dari 97% dari 65 Juta Pelaku Usaha, Berkontribusi 61% pada PDB
-
UMKM Kuliner Naik Kelas, Binaan BRI Sukses Ekspor Berkat Strategi Pasar Tepat