SuaraSulsel.id - Pemerintah Kota Palu mendukung pengembangan pusat pembelajaran kelor pertama di Asia Tenggara. Dibangun PT Kelor Organik Indonesia (KOI) di Kelurahan Tipo, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
“Saya sudah tinjau dan Pemkot Palu akan mengupayakan pengembangan agar suplai bahan baku untuk pabrik sekaligus pusat pembelajaran kelor ini bisa terpenuhi,” kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, saat melakukan kunjungan di pabrik pembelajaran kelor di Kota Palu, Minggu 13 Februari 2022.
Pemkot Palu, kata dia, juga akan mendorong masyarakat agar menanam kelor dan ikut dalam pelatihan di pusat pembelajaran kelor. Sehingga kelak berdampak pada pendapatan masyarakat melalui penjualan kelor kering.
“Keberadaan pabrik ini akan membantu dalam hal pendapatan masyarakat dan tenaga kerja,” kata Hadianto.
Pemilik Moringa Organik Indonesia Dudi Krisnadi mengatakan, Kelor Organik Indonesia memiliki tiga unit pengelolaan kelor yakni unit pangan, obat tradisional, dan kosmetik.
Di pusat pembelajaran kelor pertama di Asia Tenggara ini juga akan ada unit pelatihan, percontohan kebun, serta alat produksi kering.
Dia menjelaskan masyarakat yang sudah dilatih melalui pelatihan diwajibkan memiliki seribu pohon kelor atau luas sekitar 0,1 hektare. KOI akan meminjamkan alat pengering, kemudian daun yang sudah kering akan dijual ke pabrik untuk selanjutnya diolah menjadi produk jadi.
Kata Dudi, yang akan dijual adalah kandungan nutrisi dari kelor. Sehingga mulai dari budi daya sampai dengan produk jadi harus mengikuti standar prosedur yang sudah ditetapkan.
“Seribu pohon itu karena harapan kami petani bisa berproduksi setiap hari. Jadi sebulan bisa hasilkan 50-60 kilogram. Penghasilan juga bisa Rp3 juta per bulan,” terangnya.
Baca Juga: 59 Warga Penolak Tambang Emas Dibebaskan Polisi, Hari Ini Warga Lanjutkan Aksi Sampai Kota Palu
Hingga saat ini produk kelor yang dihasilkan dari pabrik akan memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
“Eropa dan Amerika Serikat dan permintaan sangat tinggi, masalah kita bukan kualitas tetapi kuantitas tidak sampai,” jelasnya.
Menurut Dudi, Januari 2022 kelor organik baru bisa dihasilkan 1 ton per bulan, sedangkan permintaan mencapai 45 kontainer, satu kontainer berisi 15 ton.
“Sebenarnya KOI mampu memproduksi kelor hingga 10-20 kontainer. Masalahnya ada di kapasitas kebun dan pengering. Walaupun punya pabrik besar tetapi kebunnya tidak ada dan pengeringnya tidak ada maka tidak mungkin jadi sebuah produk,” sebutnya.
Saat ini KOI telah memiliki 100 petani kelor yang tersebar di wilayah Sulawesi Tengah. Beberapa petani asal Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat juga diberdayakan.
“Kami lebih utamakan petani di Palu dan sekitarnya. Saat ini tenaga kerja 25 orang. Perkiraan kami akan naik hingga 200 lebih orang kalau semua unit sudah jalan,” tutur Dudi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Kabur, Ditangkap di Kafe
-
3 Hari Hilang, Dimana Bilqis? Polisi Kejar Perempuan Diduga Penculik Dalam CCTV
-
Tersangka Penganiayaan Dihukum Bersihkan Balai Desa di Lutim
-
Siap-Siap! Ini Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2026, Catat Tanggal Pentingnya
-
Prabowo Minta Perluas Pembangunan Jaringan Kereta Api di Sulawesi