Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 10 Desember 2021 | 11:06 WIB
Rektor Universitas Negeri Makassar Prof Husain Syam saat memaparkan kasus dugaan kekerasan seksual terhadap mahasiswa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. [Foto : Suara.com/Muhammad Aidil]

SuaraSulsel.id - Puluhan mahasiswi yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari Kemendikbud di Kota Makassar mengalami kejadian yang memilukan. Mereka diduga direkam oleh oknum petugas satpam secara diam-diam saat berada di kamar mandi di lingkungan Universitas Negeri Makassar (UNM).

Advokad Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Rezky Pratiwi mengatakan bahwa saat ini jumlah korban yang mengadu di LBH Makassar sebanyak 20-an orang. Terkait kasus dugaan pelecehan seksual saat mengikuti program Kampus Mereka di lingkungan UNM.

"Teman-teman dari program Kampus Merdeka UNM itu datang ke LBH Makassar. Untuk mengadukan terkait dengan pelecehan seksual yang dilakukan oleh petugas di lingkungan kampus UNM. Yang datang mengadu sekitar 20-an orang," kata Pratiwi saat ditemui di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jalan Nikel Makassar, Kamis (9/12/2021).

Pratiwi menjelaskan para korban yang datang mengadu mengaku mendapatkan pelecehan seksual saat mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari Kemendikbud di Kota Makassar. Menurut dia, saat mengikuti program tersebut mereka ditampung di Hotel La Macca milik Universitas Negeri Makassar yang berada di Jalan AP Pettarani sejak November 2021.

Hanya saja, hal tak terduga ternyata terjadi saat mereka menjadi peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka itu. Setelah salah satu peserta mendapati kamera yang dipasang di kamar mandi, tempat mereka menginap.

"Salah satu mahasiswa mendapati adanya kamera di kamar mandi, tempat mereka menginap," kata dia.

"Untuk program ini sebenarnya mereka adalah mahasiswa UNM untuk progam dua bulan itu mereka adalah mahasiswa UNM. Yang diadukan bahwa mereka direkam di kamar mandi oleh petugas di lingkungan UNM," tambah Pratiwi.

Pelaku yang diduga melakukan aksi kekerasan seksual dengan cara merekam aktivitas para mahasiswi saat berada di kamar mandi itu diduga adalah oknum satpam di lingkungan UNM.

"Mereka mendapati adanya pengambilan gambar pribadi pada saat di kamar mandi. Pemasangnya diduga adalah satpam di lingkungan UNM," jelas Pratiwi.

Dari kasus ini, kata dia, korban yang diduga mengalami aksi kekerasan seksual saat mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Makassar kemungkinan akan bertambah.

"Teman-teman berniat untuk mendapatkan pelayanan bantuan hukum dari kami terkait kasus tersebut. Kemungkinan akan ada korban tambahan, karena ini mereka ada puluhan dan ada di Makassar sejak November," ujar Pratiwi.

Dengan adanya aduan itu, LBH Makassar akan berkoordinasi dengan pihak UNM. Untuk mendapatkan solusi terkait bagaimana jangka panjang dari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang mereka ikuti di Makassar.

"Mereka (korban) sendiri sudah dipertemukan dengan pihak kampus dan kami juga akan berkoordinasi kepada pihak kampus. Khususnya terkait dengan jangka panjang dari program yang mereka ikuti. Upaya hukum?, belum untuk saat ini, tapi upaya itu akan dilakukan," katanya.

Langsung Dipecat

Rektor Universitas Negeri Makassar, Prof Husain Syam menyatakan telah memecat oknum sekuriti yang diduga melakukan aksi pelecehan seksual dengan merekam aktivitas mahasiswi saat berada di kamar mandi.

"Saat ini saya pecat oknum sekuriti itu. Besok saya keluarkan surat pernyataannya, memecat dengan tidak hormat," kata Husain saat ditemui di Hotel La Macca, Jalan AP Pettarani, Makassar, Kamis (9/12/2021)

Menurut Husain, peristiwa itu terjadi di kamar mandi umum yang berada di area pekarangan Hotel La Macca milik Universitas Negeri Makassar, Kamis (9/12/2021) pukul 09.00 Wita, pagi. Kala itu, korban yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari Kemendikbud keluar dari Mess, tempat dia ditampung yang berada di samping Hotel La Macca, Makassar.

Hanya saja, korban mengalami kejadian yang tidak senonoh saat tengah membersihkan tubuh di dalam kamar mandi itu. Oknum sekuriti yang telah lepas jaga ternyata diam-diam merekam aktivitas mahasiswi yang mengikuti program PMM tersebut menggunakan handphone.

"Dia (oknum sekuriti) ada di dalam gudang, merekam orang lagi mandi. Begitu dia (korban) liat di kaca itu ada handphone, kaget. Langsung dia pakai baju lalu teriak minta tolong," kata dia.

"Pada akhirnya sekuriti ini diamankan. Saya serahkan ke polisi untuk memproses secara hukum kalau tidak mau atur damai," tambah Husain.

Husain mengungkapkan jumlah mahasiswa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di UNM tercatat ada 400-an orang lebih. 320 orang ditampung di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang berada di Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Makassar.

Sedangkan, 82 orang mahasiswa lagi ditampung di Mess yang berada di area Hotel La Macca, Makassar. Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Negeri Makassar itu akan berlangsung selama dua bulan dengan jumlah 20 Satuan Kredit Semester (SKS).

"Mereka belajar budaya, kultur dan sebagainya. Untuk memperluas wawasan. Tapi dia belajar juga di 20 SKS itu," terang Husain.

Meski begitu, Husain mengaku tidak mengetahui berapa banyak jumlah korban yang dilecehkan oknum sekuriti tersebut selama mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Negeri Makassar.

"Saya tidak tahu berapa. Yang terjadi hari ini satu, yang korban itu. Bahwa apakah ada korban sebelumnya selain yang tadi?, mungkin ada tapi nanti didalami ya," ujar Husain.

Atas kejadian tidak mengenakan itu, kata dia, UNM akan menyediakan trauma healing agar para mahasiswa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tersebut tidak mengalami gangguan psikis atau mental.

"Saya datang berikan jaminan. Saya datang atas nama orang tua mereka, saya bilang selama anda di sini saya adalah orang tua kamu semuanya. Sebagai orang tua, tentu berupaya menjaga kenyamanan dan keamanan anda semua. Itu yang saya lakukan. Yang pasti bahwa kita mau evaluasi lagi tempatnya ini. Tentu saya harap tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More