SuaraSulsel.id - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengaku pernah menahan izin PT Vale Indonesia, Tbk. Izin itu terkait dengan Pinjam Pakai Kawasan Hutan atau IPPKH di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
"Vale kemarin saya tidak tanda tangan izin IPPKH-nya. Saya bilang you harus bangun industri cepat. You jangan hanya kirim-kirim ore nikel (biji nikel). Kita gak mau lagi," kata Bahlil di Hotel Four Point Sheraton Makassar, Jumat, 19 November 2021.
Bahlil mengatakan sudah melarang ekspor biji nikel atau ore sejak tahun 2020. Ekspor ore dinilai hanya merugikan negara karena nilainya kecil.
"Jadi sudah cukup. Sudah cukup bangsa ini dimain-mainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sebelum jadi menteri, saya pengusaha. Jadi jangan tipu-tipu," tambahnya.
Pemerintah sendiri sudah membuat aturan tentang ekspor produk olahan nikel. Aturan itu memuat larangan ekspor produk nikel dengan kandungan 30-40 persen.
"Maka ketika saya masuk ke kabinet, empat hari, saya buat keputusan yang sangat meresahkan karena melarang ekspor nikel mentah. Saat itu Januari 2020 saya tutup. Saya didemo 1,5 bulan di kantor," bebernya.
Produk olahan nikel, kata Bahlil, hanya dapat diekspor ketika kandungannya mencapai 70 persen. Langkah ini dilakukan untuk menjaga cadangan serta meningkatkan nilai komoditas nikel.
"Saya bilang nikel ini adalah anugerah Tuhan yang membekas kepada orang Indonesia. Tapi kalau kita tidak mampu merawat dengan baik, akan menjadi petaka sama seperti ketika kita mempunyai utang," tegas mantan Ketua HIPMI itu.
Ia menambahkan Eropa saat ini sedang fokus pada penggunaan kendaraan listrik. Tahun 2030 diprediksi 70 persen kendaraan di sana sudah menggunakan mobil listrik.
Baca Juga: Bahlil Teken Komitmen Investasi dengan Perusahaan AS Senilai Rp210 Triliun
Untuk itu ia mendorong agar ada investor yang mau membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia. Apalagi bahan baku utama mobil adalah nikel.
"Dan (nikel) itu dimana? di kawasan Timur Indonesia. Di Maluku Utara, Sulteng dan Sultra. Maka saya membuat kebijakan ore nikel ga boleh dikirim mentah," kata Bahlil.
Sebelumnya, pemerintah optimis bisa mencapai target investasi tahun 2021 Rp900 triliun. Saat ini, kata Bahlil sudah terealisasi sekitar 73 persen.
Ia mengatakan investasi di Indonesia tak boleh berpusat hanya di Jawa saja. Tapi juga bisa merata dengan menyasar daerah lain, seperti Timur Indonesia.
"Dan sekarang Jawa tidak lagi menjadi tujuan investor. Sekarang merata. Percuma pertumbuhan ekonomi tinggi kalau tidak merata," tukasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan