SuaraSulsel.id - Google Doodle hari ini Senin, 8 November 2021 menampilkan wajah Roehana Koeddoes. Saat membuka laman mesin pencari Google.
Mengutip dari SultraKini.com -- jaringan Suara.com, Roehana Koeddoes adalah pahlawan nasional. Diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara pada 2019.
Gelar pahlawan nasional diberikan berdasarkan hasil keputusan antara Dewan Gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan dengan Presiden RI.
Wanita kelahiran Koto Gadang, Sumatra Barat pada 20 Desember 1804 ini merupakan wartawan perempuan pertama di Indonesia yang memulai karier pada 1911.
Baca Juga: Google: Orang Indonesia Makin Banyak Main Game di Ponsel Selama Pandemi
Kala itu, ia berkarier di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah pertama di Indonesia di kota kelahirannya.
Roehana Koeddoes mengembangkan kecintaan membaca lewat berbagai halaman-halaman surat kabar lokal pada usia tujuh tahun.
Roehana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen yang kuat pada pendidikan. Terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya Roehana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, Kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena, dan harus dilawan.
Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya Roehana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan.
Apalagi Roehana tumbuh di era dan lingkungan yang tidak mendukung perempuan berpendidikan, baik formal maupun informal, Roehana rupanya menjadi pendobrak nilai-nilai yang mengekang perempuan pada masa itu. Terutama dari sisi pendidikan dan akses pekerjaan.
Baca Juga: Google Play Points Resmi Dirilis di Indonesia, Bisa Beli Item Game Gratis
Ayahnya seorang Kepala Jaksa di Pemerintahan Hindia-Belanda, bernama Moehamad Rasjad Maharadja Soetan, saudara sebapak dengan Sutan Sjahrir. Dan ibunya bernama Kiam. Dari latar belakang ayahnya yang berpendidikan, tak heran Roehana tumbuh sebagai wanita yang cerdas.
Keinginan dan semangat belajarnya yang tinggi membuat Roehana cepat menguasai materi yang diajarkan ayahnya Di umurnya yang masih lima tahun saja, Roehana sudah bisa menulis dan membaca, dan juga dapat memahami abjad latin, arab, dan arab melayu. Tak hanya itu, ia fasih berbahasa belanda kala usianya masih delapan tahun.
Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang, Roehana belajar menyulam, menjahit, merenda, dan merajut yang merupakan keahlian perempuan Belanda. ia banyak membaca majalah terbitan Belanda yang memuat berbagai berita politik, gaya hidup, dan pendidikan di Eropa yang sangat digemari Roehana. Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya pada kaum pribumi, Roehana turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda.
Roehana wafat pada 17 Agustus 1972 itu mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya. ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan, dia mengajar dan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak. Setelah kembali ke Padang, ia menjadi redaktur surat kabar Radio yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar Cahaya Sumatra.
Roehana Koeddoes menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis, bahkan politik.
Roehana juga menciptakan berbagai tulisan yang mengabadikan keresahannya atas nasib perempuan kala itu. Ia ingin wanita mendapatkan pendidikan dan penghargaan yang pantas untuk mereka. Dirinya sangat tahu bahwa sampai akhir hayat seorang wanita tak akan sama dengan lelaki walaupun memiliki tugas dan kewajiban yang sama. Ia berharap penetapan fungsi wanita di masyarakat sesuai dengan kodrat wanita yang ditetapkan oleh Tuhan.
Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), pada Hari Pers Nasional ke-3, 9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers Indonesia. Dan pada tanggal 6 November 2007 pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Jasa Utama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
Terkini
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri
-
Dikenal Religius, Oknum Dosen Unhas Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi
-
Memanas! Dua Mantan Wali Kota Parepare Saling "Buka Aib" di Rapat Komisi II DPR RI
-
Bye-bye Stadion Mattoanging, Welcome Stadion Sudiang 2025!
-
Polri Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Ancam Tindak Tegas Anggota yang Berpolitik Praktis