Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 25 Oktober 2021 | 16:00 WIB
Poster Gundala (imdb)

SuaraSulsel.id - Superhero lokal Indonesia tak kalah seru jika dibikin film. Sebut saja Gundala. Film Gundala diangkat dari novel karya Hasmi. Berikut sinopsis Gundala 2019 dan dan Putra Petir 1981

Ada dua versi Film Gundala hasil remake dirilis pada 29 Agustus 2019. Film Gundala garapan Joko Anwar ini berhasil mendaptakan respon yang cukup baik dari para pecinta film di seluruh dunia. Hal itu karena sinopsis Gundala yang diracik apik oleh filmmakernya.

Berikut adalah ulasan tentang sinopsis Gundala 2019 dan 1981, mari simak!

Sinopsis Gundala 1981

Baca Juga: Aktor Cecep Arif Rahman Dikabarkan Sakit, Iko Uwais Ungkap Kondisi Terkini

Cukup berbeda dengan film Gundala yang digarap oleh Joko Anwar, Gundala versi sebelumnya bercerita tentang kehidupan soerang insinyur yang memiliki ketertarikan dalam dunia kelistrikan. Salah satu ambisi Sancoko (Teddy Purbo) yang sangat ingin ia capai adalah membuat sebuah serum anti listrik.

Petikan trailer film Gundala [Youtube/Screenplay Films]

Konon kekuatan kecepatan kilat dan kekuatan yang dimiliki Gundala untuk memberantas kejatahatan ia dapatkan ketika ia secara tidak sengaja pada sebuah pertemuan misterius antara dia dan sang Dewa Petir (Pitrajaya Burnama).

Hari demi hari berlalu, kini masalah mulai menghampiri Sancoko, Professor Saelan (Ami Prijono) dan insiyur Agus (August Melasz) yang kala itu sedang mengembangkan serum anti candu yang nantinya akan mereka gunakan untuk para korban kecanduan narkoba.

Namun perjalanan mereka tidaklah mudah ketika Gazul (WD Mochtar) sang gembong narkoba internasional tersebut mengetahui tentang penelitian yang coba dikembangkan oleh Sancoko dan timnya.

Sinopsis Gundala 2019

Baca Juga: Sinopsis Gundala 2019 dan Gundala 'Putra Petir' 1981

Sinopsis film ini menceritakan tentang kehidupan seseorang bernama Sancaka (Abimana Aryasatya) untuk bertahan hidup ditengah kehidupannya yang begitu berat pasca ditinggal oleh orang tuanya.

Masalah demi masalah mulai muncul saat kota dimana Sancaka tinggal semakin tidak kondusif, dimana saat itu ketidak adilan mulai meraja lela. Sancaka yang berprofesi sebagai seorang penjaga keamanan itu mendapati sebuah situasi dimana Wulan (Tara Basro) yang sedang mendapatkan gangguan dari sekelompok preman.

Para preman yang tidak terima dengan perilaku Sancaka akhirnya memutuskan untuk membalas perbuatan Sancaka sebelumnya, mereka melempar tubuh-nya dari puncak gedung. Saat tubuh Sancaka sudah terkapar di atas tanah secara tiba-tiba muncul sebuah kilatan petir yang menyambar tubuhnya.

Sambaran petir tersebut membuat Sancaka terbangun dari pingsannya, siapa sangka bahwa momen tersebut justru menjadi momen yang sangat berpengaru dalam kehidupannya setelahnya.

Tak disangka bahwa petir yang menyambar tubuh Sancaka saat ia sedang pingsan merangsang kekuatan super yang ada di dalam dirinya, semenjak kejadian tersebut ia memutuskan untuk membantu siapaun yang sedang dalam kesusahan.

Dalam mengarungi perjalanannya sebagai seorang pahwalan ia tidak sendirian, ia ditemani oleh Pak Agung (Pritt Timothy) dan Wulan.

Film yang diperankan oleh sederet nama seperti Tara Basro sebagai atau Merpati, Bront Palarae sebagai Pengkor, Muzakki Ramdhan sebagai Sancaka kecil, dan Ario Bayu sebagai Ghani Zulham ini cukup mendapatkan respon positif dari pecinta film tanah air. Tentunya hal ini dapat disimpulkan sebagai sebuah gebrakan bagi film-film Indonesia untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Load More