Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 16 Oktober 2021 | 08:18 WIB
Barang bukti koper berisi uang senilai Rp 2 Miliar ditampilkan saat konferensi pers terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Minggu (28/2/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSulsel.id - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK bakal menelusuri sumber uang rekening Sulsel Peduli Bencana di Bank Mandiri. Komisi anti rasuah itu menilai pemanfaatan rekening tersebut aneh.

Jaksa Penuntut Umum KPK Asri Irwan mengatakan, ada dugaan rekening itu dibuka untuk menampung uang suap dan gratifikasi. Dari hasil keterangan salah satu saksi saat sidang atas nama Ardi, saldo di rekening itu masih ada Rp2 miliar.

"Di logika kami kalau untuk bencana pasti saldonya habis. Apalagi ini untuk bencana Palu sejak 2018," ujar Asri, Kamis, 14 Oktober 2021.

Namun anggaran yang harusnya digunakan untuk bencana itu mengendap di rekening kas. Padahal bisa juga disalurkan pada bencana di Sulbar lalu.

Baca Juga: Ketua DPD NasDem Kabupaten Probolinggo Diperiksa KPK

"Mestinya kalau untuk bencana kan disalurkan pada (bencana) Sulbar lalu. Intinya kan harusnya dihabiskan," bebernya.

Parahnya lagi, kata Asri, uang itu dialihkan ke rekening pembangunan masjid pribadi milik Nurdin Abdullah di Kabupaten Maros.

"Parahnya lagi saldo di rekening bencana dialihkan ke pembangunan masjid. Jadi kami akan analisa soal rekening ini," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Cabang Bank Mandiri Panakkukang Muh Ardi mengaku pernah diminta untuk mentransfer uang Rp300 juta. Uang itu dialihkan dari nomor rekening Sulsel Peduli Bencana ke rekening Bank Sulselbar atas nama Pembangunan Masjid Kebun Raya.

Saat itu, Ardi dihubungi oleh Syamsul Bahri, ajudan Nurdin Abdullah. Syamsul memerintahkan Ardi mengirim uang ke rekening pembangunan masjid itu.

Baca Juga: Ditantang Ungkap Bekingan Azis, KPK: Kami dengan Senang Hati Pelajari Temuan Novel

"Saya bilang nominalnya berapa dan nomor rekening tujuannya. Jadi saya difotokan. Dia minta Rp300 juta," kata Ardi.

Ardi mengaku sempat mengonfirmasi hal itu ke Nurdin Abdullah. Karena spesimen tandatangan di rekening itu atas nama Nurdin.

"Pak Nurdin bilang OK. Yang saya ingat nama rekeningnya pembangunan masjid kebun raya," ujar Ardi.

Ia mengatakan rekening Sulsel Peduli Bencana di Bank Mandiri tersebut dibuka sejak tahun 2018. Saat itu Nurdin memintanya membuka rekening baru.

"Tahun 2018 itu saya dipanggil. Dia (Nurdin) bilang mau buka rekening untuk sumbangan. Dibuka untuk sumbangan tsunami di Palu saat itu," ucap Ardi.

Ardi mengaku pembukaan rekening saat itu hanya berlandaskan surat dengan kop Pemerintah provinsi Sulsel dan ditandatangani oleh Gubernur. Isinya permohonan pembukaan rekening.

"Transaksi hanya boleh dilakukan oleh pak Nurdin karena dia yang tandatangan," kata Ardi.

Ardi mengaku rekening itu masih ada saldonya Rp1,7 miliar. Sebelumnya Rp2 miliar, namun sudah ditransfer Rp300 juta ke rekening Sulselbar untuk pembangunan masjid.

Fakta lain terungkap dalam sidang terdakwa Nurdin Abdullah di Pengadilan Negeri Makassar, Kamis 7 Oktober 2021. Saksi mengungkap adanya transfer uang ke rekening panitia pembangunan masjid di Kawasan Pucak Maros. Sebanyak Rp300 juta.

Uang tersebut ditransfer dari rekening Bank Mandiri atas nama Sulsel Peduli Bencana. Hal ini diungkap saksi bernama Syamsul Bahri. Mantan ajudan Nurdin Abdullah.

Syamsul mengatakan, penjaga taman bernama Maswandi menyerahkan buku rekening Sulselbar. Saat itu mereka sedang melakukan kunjungan ke kawasan Pucak di Kabupaten Maros.

Kepada Syamsul, Maswandi mengaku buku rekening itu diminta Nurdin Abdullah untuk diberikan kepadanya. Namun buku rekening tersebut atas nama panitia pembangunan masjid di kawasan Pucak, Maros, bukan atas nama pribadi.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More