Dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makassar menjadi teratur dan berkembang pesat. Makassar juga mengembangkan pertanian karena kerajaan ini menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.
Sosial Budaya
Sebagian besar masyarakat Makassar adalah nelayan dan pedagang. Demi meningkatkan taraf kehidupannya, mereka yang merantau. Walaupun mereka memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang dianggap sakral.
Norma kehidupan masyarakat Makassar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Masyarakat Makassar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan Anakarung/Karaeng. Sedangkan rakyat kebanyakan disebut to Maradeka dan masyarakat lapisan bawah disebut dengan golongan Ata.
Baca Juga: 9 Makanan Khas Makassar: Coto Makassar, Konro, Pallumara, Hingga Pallubasa
Di sisi lain, dari segi kebudayaan masyarakat Makassar banyak memproduksi benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal ini dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Bahkan, kapal Pinisi dan Lombo terkenal sampai mancanegara.
Kejayaan dan Keruntuhan
Sultan Alauddin meninggal dunia lalu digantikan Muhammad Said dan berganti ke Sultan Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar mengalami kejayaannya. Kerajaan yang berhasil dikuasai Makasar di Sulawesi Selatan adalah Lawu, Wajo, Soppeng, dan Bone.
Sultan Hasanuddin berniat menguasai jalur perdagangan Indonesia bagian timur sehingga harus menghadapi VOC sebelum menguasai Maluku yang kaya akan lada. Pada 1667 dengan bantuan Raja Bone, Belanda menekan Makassar untuk menyetujui Perjanjian Bongaya. Perjanjian ini berisi 3 kesepakatan, yakni VOC mendapat hak monopoli perdagangan di Makassar, Belanda dapat mendirikan benteng Rotterdam di Makassar, dan Makassar harus melepas kerajaan daerah yang dikuasainya seperti Bone dan Soppeng.
Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bernama Mapasomba. Sultan ini juga menentang kehadiran Belanda sama seperti sang ayah. Mapasomba pun gigih mengusir Belanda dari Makassar.
Baca Juga: Rekomendasi 10 Oleh-oleh Khas Makassar, Makanan, Kain Tenun hingga Handicarft
Sikapnya keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba dihancurkan dan Mapasomba tidak diketahui nasibnya. Belanda pun berkuasa sepenuhnya atas kesultanan Makassar.
Di samping itu, posisi sebagai pelabuhan singgah membuat Makassar mendukung kebijakan pelayaran dan perdagangan lepas di kawasan timur Nusantara.
Kondisi perdagangan yang lepas ini memicu konflik dengan orang Belanda yang berhasrat memaksa pembatasan pelayaran dan monopoli perdagangan rempah-rempah. Pertikaian dengan Belanda ini menyebabkan keruntuhan Kesultanan Makassar.
Kontributor : Titi Sabanada
Berita Terkait
-
9 Makanan Khas Makassar: Coto Makassar, Konro, Pallumara, Hingga Pallubasa
-
Nursari Mundur Sebagai Ketua dan Anggota Bawaslu Makassar
-
Bermula Suami ASN Curiga Isi Ponsel Istri, Ketua Bawaslu Dipolisikan karena Diduga Berzina
-
Ketua Bawaslu Makassar Dilaporkan ke Polisi karena Kasus Perselingkuhan
-
Lemkapi Menilai Polri Sudah Profesional Tangani Dugaan Rudapaksa Anak di Luwu Timur
Tag
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
12 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Bukan Innova, Kabin Lapang Muat Banyak Keluarga
-
3 Rekomendasi HP Murah Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 300 Ribuan, RAM 6 GB dan Cocok untuk Pelajar!
-
7 Rekomendasi Hybrid Sunscreen SPF 50, Tangkis Sinar UV Cegah Penuaan Dini
-
Daftar 7 Mobil Bekas Murah Semewah Alphard, Harga Mulai Rp 60 Jutaan dan Nyaman Buat Keluarga!
-
Timnas Indonesia Perlahan Lupakan Warisan STY, Kluivert Akhiri Debat Asing vs Local Pride
Terkini
-
Sapi Kurban Presiden Prabowo Disembelih di Masjid 99 Kubah Makassar
-
Menu Sederhana dan Murah di Hari Idul Adha: Hemat Tapi Tetap Lezat!
-
Layanan Transportasi Bus Jamaah Indonesia Jelang Puncak Ibadah Haji Bermasalah
-
Ini Doa-Doa Terbaik Saat Menjalankan Puasa Arafah: Menghapus Dosa & Minta Rezki
-
Tiga Pemuda Tersangka Persetubuhan Anak Ditangkap di Makassar