SuaraSulsel.id - Sekitar 237 unit rumah dan fasilitas publik terdampak bencana alam banjir bandang disertai tanah longsor yang terjadi di enam kecamatan wilayah Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tercatat 237 unit rumah terendam air setinggi 50 centimeter hingga 100 centimeter di Kecamatan Walenrang, Walenrang Barat, Walenrang Utara, Walenrang Timur, Lamasi dan Lamasi Timur.
Korban terdampak banjir bandang dan tanah longsor 127 jiwa, 27 warga di antaranya mengungsi di Kecamatan Walerang Utara dan 100 warga mengungsi di masjid yang berada di Kecamatan Walenrang Timur.
Selain itu, ada 12.000 jiwa masih terisolir di Kecamatan Walenrang Barat.
Dampak banjir tersebut juga dilaporkan, tiga unit rumah hanyut, dua di Desa Sangtandung, Kecamatan Walenrang Utara, dan satu unit rumah di Desa Pelalan.
Ada lagi 50 unit rumah pada desa itu, di Kecamatan Lamasi Timur juga ikut teredam air setinggi 50 centimeter.
Selanjutnya, 74 unit rumah di Desa To Lemo, Kecamatan Lamasi Timur juga terendam air setinggi 60 centimeter.
Sementara di Desa Kendekan, Kecamatan Walenrang Timur, sebanyak 40 unit rumah terendam air setinggi antara 50-100 centimeter.
Di Desa Pompengan Induk Kecamatan Lamasi Timur, air merendam 25 unit rumah setinggi 80 centimeter, begitupun 20 unit rumah di Desa Sereti, Kecamatan Lamasi Timur juga terendam air dengan ketinggian sekitar 50 centimeter.
Baca Juga: Update Bencana Luwu: Rumah Kepala Desa Tertimbun Longsor, Jembatan Rusak Dihantam Banjir
Dampak banjir bandang juga menghanyutkan tujuh ekor hewan ternak, satu sapi dan enam ekor kambing serta satu kandang ayam kosong di Desa Batustanduk, Kecamatan Walenrang. Selain itu, puluhan hektare lahan persawahan terendam air dengan ketinggian bervariasi antara 20-100 centimeter.
Penyebab banjir bandang tersebut berasal dari volume air Sungai Lamasi meningkat setinggi lima meter, akibat curah hujan cukup tinggi sejak Sabtu (3/10) sekitar pukul 16.30 WITA. Air laut di wilayah Pantai Lamasi saat itu sedang pasang, sehingga volume air sungai Lamasi meluap hingga imbasnya air meluber ke pemukiman warga.
Terdapat lima desa terdampak yakni Desa Sangtandung, Desa Pelalan, Desa Batustanduk, Desa Kandekan dan Desa Seriti, yang lokasinya berada di pinggiran aliran Sungai Lamasi dengan ketinggian debit air antara 30 centimeter sampai satu meter.
Hingga saat ini dilaporkan, kondisi ketinggian debit air di Sungai Lamasi mengalami penurunan, dari enam meter surut menjadi tiga meter. Idealnya, ketinggian air di sungai tersebut sekitar satu meter lebih.
"Ada empat orang hilang atas peristiwa tanah longsor di Desa Ilanbatu, Kecamatan Walenrang Barat, satu sudah ditemukan, tiga masih dalam pencarian. 20 orang korban sebelumnya dirawat di Puskesmas Lamasi, kini kembali ke kediaman masing-masing," sebut Kepala BPBD Luwu, Rahman Mandari melalui laporan tertulisnya.
Sejauh ini tim terpadu BPBD, Dinas Sosial, PMI, Tagana, TNI Polri, Basarnas dan Potensi SAR terus bekerja melaksanakan upaya evakuasi, penyelamatan dan pertolongan serta bekerja cepat menanggulangi bencana alam tersebut. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Dihukum Mati! Fakta Mengerikan Pembunuhan Sales Cantik Terungkap di Sidang
-
Jejak Fakta Fakultas Ekonomi Unhas: Alumni Pertama Orang Toraja
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
BMKG Minta 12 Daerah di Sulawesi Selatan Waspada