Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 07 September 2021 | 17:48 WIB
Ilustrasi : Dua kelompok monyet di Thailand bentrok di tengah jalan.[Facebook/Wisrut Suwanphak]

SuaraSulsel.id - Monyet di Pulau Bali mulai merasakan dampak buruk tidak adanya wisatawan yang berkunjung. Sumber makanan yang biasa mereka dapatkan hilang. Monyet-monyet yang lapar pun mulai menyerbu rumah-rumah warga. Mencari makanan.

Hal ini diungkapkan penduduk di Desa Sangeh. Warga mengaku kera ekor panjang abu-abu berkeliaran keluar dari cagar alam yang berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga.

Mengutip VOA, warga yang khawatir akan serangan monyet tersebut memilih membawa buah-buahan, kacang tanah, dan makanan lain ke Hutan Monyet Sangeh.

“Kami takut monyet-monyet lapar itu menjadi liar dan ganas,” kata salah seorang warga desa, Saskara Gustu Alit.

Baca Juga: Kawanan Monyet Turun Gunung dari Gunung Merapi, TNGM Beri Penjelasan

Sekitar 600 kera hidup di cagar alam hutan. Berkeliaran di pohon tinggi. Melompat-lompat di sekitar Pura Bukit Sari yang terkenal, dan dianggap keramat.

Pada waktu normal kawasan hutan lindung tersebut populer di kalangan penduduk lokal dan turis internasional. Untuk dijadikan lokasi foto pernikahan. Monyet dapat dengan mudah dibujuk duduk di bahu atau pangkuan dengan iming-iming satu atau dua kacang.

Pariwisata merupakan sumber pendapatan utama bagi 4 juta penduduk Bali. Sebelum pandemi menghantam, Bali biasanya dikunjungi 5 juta turis asing setiap tahunnya.

Hutan Monyet Sangeh biasanya dikunjungi sekitar 6.000 pengunjung per bulan. Tetapi ketika pandemi menghantam dan perjalanan internasional menurun drastis, jumlah pengunjung turun menjadi hanya sekitar 500 orang.

Sejak Juli, ketika pemerintah melarang turis asing ke pulau itu dan menutup tempat tersebut bagi penduduk lokal juga, maka tidak ada seorang pun yang berwisata ke sana.

Baca Juga: Peruntungan Shio Hari Ini 25 Agustus 2021: Babi Menenangkan Diri, Anjing Kembali ke Alam

Load More