Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 02 September 2021 | 22:27 WIB
Ilustrasi interior jet pribadi [Twitter]

SuaraSulsel.id - Sepanjang pandemi dari Maret 2020 lalu, bisnis transportasi menggunakan jet pribadi mengalami peningkatan keuntungan hingga dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Direktur PT Indojet Sarana Aviasi Stefanus Gandi. Mengutip dari Suara.com, ia mengatakan, peningkatan tersebut juga dialami oleh perusahaannya. Tak hanya itu, ketika kebijakan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan pemerintah, pundi-pundi tambahan pemasukan juga semakin sering terjadi.

"Selama PPKM ini kami lancar-lancar saja. Mungkin karena masyarakat merasa melakukan perjalanan pribadi lebih aman dan selama ini kami bisa terbang ke mana saja yang mungkin tidak bisa dijangkau oleh penerbangan komersial," katanya disadur Kamis (2/9/2021).

Menurutnya, selain lebih aman, alasan masyarakat menggunakan jasa tersebut lantaran lebih efisien terhadap waktu serta keterbatasan penerbangan komersial mengharuskan mereka memakai jasa tersebut.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 Mengubah Budaya, Tren Acara Pernikahan Lebih Ramah dengan Teknologi

"Kebanyakan tamu yang menggunakan jasa kami adakah penumpang umum yang memiliki budget tentunya, kemudian penumpang yang bepergian untuk keperluan perjalanan bisnis yang berdasarkan catatan dari awal pandemi saja sampai sekarang mereka tetap jalan," ungkapnya.

Dirinya menjelaskan, selama masa Covid-19, pihaknya lebih banyak melayani penerbangan domestik ketimbang dengan penerbangan internasional.

"Lebih banyak ke dalam negeri selama pandemi ini mungkin trafik kami 90 persen dalam negeri, sisanya 10 persen luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia dan sesekali ke Australia," ujarnya.

Ia melanjutkan, untuk transportasi dengan rute ke Bali, penerbangan dengan rute tersebut memang selalu terpantau ramai serta diminati oleh para pengguna jasa tersebut.

"Rute Bali dari dulu selalu ramai, tujuannya banyak. Ada yang memang liburan kemudian juga yang urusan bisnis itu yang biasanya ke Bali biasanya," katanya.

Baca Juga: Bupati Bantul Optimistis Target Vaksinasi Tercapai Sebelum Akhir Tahun

Terkait pasar penumpang yang berasal dari Warga Negara Asing (WNA) di Bali, ia menyampaikan selama pandemi pihaknya juga banyak mengangkut WNA dengan rute penerbangan ke luar wilayah Bali.

"Kami sering mengangkut WNA yang keluar Bali dengan tujuan Jakarta lalu mereka connecting flight ke negaranya dengan pesawat komersial. Beberapa kali itu tamu dari Eropa yang akan pulang ke negaranya, kami antar sampai Jakarta lalu mereka lanjut pesawat komersial," jelasnya.

Ia menambahkan, untuk bisa memberikan servis dan pengalaman terbaik untuk konsumennya, pihaknya akan lebih memberikan pelayanan secara personal.

"Kami melakukan pendekatan seperti treatment kepada keluarga, jadi tidak bersifat penumpang seperti pada biasanya. Jadi family treatment," ungkapnya.

Ketika melayani penumpang, pihaknya akan mengoperasikan sejumlah pesawat jet berbagai jenis. Seperti, Legacy 600 yang memiliki tiga belas seat, Hawker 400 yang terdiri dari enam seat, dan Hawker 800 yang dapat mengangkut delapan orang penumpang.

Ia mengatakan, jika melakukan pemesanan jasa transportasi pesawat jet pribadi yang dioperasikan Indojet Sarana Aviasi dengan rute domestik, calon penumpang bisa melakukan pemesanan satu hari sebelumnya.

Lalu, untuk penerbangan rute internasional, pemesanan dapat dilakukan satu minggu sebelum tanggal keberangkatan. Untuk menyiapkan berbagai persyaratan di negara tujuan.

"Untuk rute domestik, pemesanan bisa satu hari sebelumnya selama pesawatnya ada. Yang paling penting adalah syarat perjalanannya harus sudah ada misalnya PCR, selama itu sudah terpenuhi bisa dadakan, di hari yang sama pun bisa kalau pesawat kami ready," ujar Stefanus Gandi .

Sejumlah rute penerbangan private jet yang dilayani Indojet Sarana Aviasi seperti rute Jakarta-Bali (sekali jalan) dibanderol mulai dari USD19.500, Jakarta-Surabaya USD16.000, Jakarta-Lombok USD21.500, Jakarta-Labuan Bajo USD32.000.

Rute Jakarta-Jogja (YIA) USD14.000, Jakarta-Makassar USD29.000, Jakarta-Medan USD29.000, Jakarta-Sumba Tambolaka USD31.000 dan Jakarta-Sorong USD 55.000.

Load More