SuaraSulsel.id - Proyek kereta api trans Sulawesi masih terkendala pembebasan lahan. Pemprov Sulsel mempertimbangkan untuk eksekusi lahan. Jika negosiasi dengan warga masih buntu.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, saat memimpin rapat pembahasan lahan kereta api di Kabupaten Maros, Selasa, 24 Agustus 2021.
Kata Sudirman, eksekusi lahan jadi solusi terakhir. Jika warga masih enggan menyerahkan lahannya untuk dibayar.
"Itu opsi terakhir (eksekusi lahan). Makanya saya minta seluruh masyarakat Maros dan Pangkep supaya ini didukung (upaya pemerintah)," ujar Sudirman.
Pembebasan lahan kini dibagi dalam beberapa koridor berdasarkan daerah yang diketuai oleh kepala daerahnya. Menurut Sudirman, pembagian per koridor dilakukan untuk memudahkan pemetaan.
Pemprov Sulsel mempersempit ruang yang menjadi konsen pemerintah. Yakni dengan melakukan pemetaan daerah yang belum tuntas, wilayah yang lahannya dengan sistem pembayaran langsung, serta konsinyasi. Tujuannya agar ada langka persuasif ke warga.
"Kita tidak mau ini tertunda lagi. Anggaran dari pemerintah Rp 10 triliun, sayang sekali kalau tidak terserap," tambahnya.
Sudirman mengaku sebetulnya progres kelanjutan proyek ini berjalan bagus. Hanya saja, tahapan pembasan lahan tidak mudah.
Ada oknum yang memprovokasi warga untuk tidak mengambil dananya di pengadilan. Sehingga ada penolakan di lapangan.
Baca Juga: Permintaan Kampus, Dua Profesor Pejabat di Pemprov Sulsel Diminta Tinggalkan Jabatan
Padahal, kata Sudirman, dananya sudah dititipkan di pengadilan. Makanya, Pemprov Sulsel meminta ada pengawasan dari aparat penegak hukum.
Rencana awal, pembebasan lahan Pangkep-Maros sudah rampung sejak bulan Juni. Sayang, terpaksa harus molor lagi.
Kepala Balai Pengelolaan Perkeretaapian Sulsel, Jumardi menambahkan kendala lahan memang masih menjadi persoalan. Namun, saat ini sudah on progress.
Di Kabupaten Pangkep misalnya, 98 persen lahan sudah dibayar. Sementara di Maros sudah 80 persen.
Jumardi mengatakan pihaknya fokus menyelesaikan pembebasan lahan dan pengerjaan hingga 60 Km hingga akhir tahun. Jalur tersebut dimulai dari Kecamatan Mandalle hingga Mandai dengan nilai kontrak Rp 2,9 triliun.
Sehingga diharapkan pada bulan Juni 2022, jalur tahap I sudah bisa beroperasi untuk pengangkutan barang dari Tonasa ke Pelabuhan Garongkong. Sekaligus persiapan untuk pengoperasian Barru - Maros.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- Pemain 1,91 Meter Gagal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Kini Bela Tim di Bawah Ranking FIFA Garuda
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Juli: Raih Skin Senjata, Diamond, dan Katana
- 31 Kode Redeem FF Terbaru 8 Juli: Raih Animasi Keren, Skin SG, dan Diamond
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Tahan Banting Terbaru Juli 2025, Desain Kuat Anti Rusak
-
Fenomena Magis Pacu Jalur, Tradisi Kuansing Riau Kini Viral lewat Aura Farming
-
Tarif Trump 32 Persen Buat Menteri Ekonomi Prabowo Kebakaran Jenggot
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
-
Gaji Tembus Rp 150 Juta Per Bulan, Cerita Pemain Liga 1 Pilih Main Tarkam di Luar Klub
Terkini
-
Ubah Sampah Jadi Emas: Eco Enzyme Jadi Kunci Ekonomi Warga?
-
Dugaan Korupsi Rp87 Miliar di UNM Tercium! Polda Sulsel Usut Dugaan Mark Up Harga Material
-
Harga Beras Meroket? Pemprov Sulsel Gelar 'Gerakan Pangan Murah' untuk Kendalikan Inflasi
-
Berebut Warisan, Pria di Gowa Tega Tembak Ipar Hingga Nyaris Meninggal
-
Makassar Bakal Punya Stadion Megah! Rp500 Miliar Digelontorkan, Kapan Rampung?