Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 18 Agustus 2021 | 08:56 WIB
Santri Pondok Pesantren Tanfizul Alquran bersama warga dan aparat TNI-Polri memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-76 dengan menggelar upacara bendera di Makassar, Selasa 17 Agustus 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]

Selain itu, Muhammad Basri juga didakwa atas aksi pelemparan bom molotov saat kampanye Calon Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada 11 November 2021 di Monumen Irian Barat, Jalan Jendral Sudirman. Saat kegiatan jalan santai.

Namun akhirnya, Muhammad Basri dikabarkan meninggal dunia karena menderita sakit Paru-paru saat menjalani masa hukuman di Lapas Nusakambangan.

Sejumlah muridnya yang berhasil lolos kemudian mendirikan markas baru. Dengan basis jaringan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) berafiliasi dengan ISIS.

Tetapi, tempat pengajiannya di Perumahan Villa Mutiara, Kecamatan Biringkanaya, Makassar belakangan digrebek polisi pada 6 Januari 2021. Kala itu, ada dua oknum tewas ditembak polisi dan 20 orang ditangkap.

Baca Juga: Sebelum Upacara 17 Agustus, 70 Anggota Paskibra Makassar Swab Antigen

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, beberapa orang diantaranya terlibat penyuplai dana operasional peledakan bom gereja di Jolo-Sulu, Filipina pada Agustus 2020.

Aksi teror juga dilakukan murid Ustadz Muhammad Basri yang masing-masing diketahui L dan SYF yang merupakan pasangan suami istri.

Mereka melakukan aksi bom bunuh diri di depan pintu Gerbang Gereja Katedral, Makassar pada 28 Maret 2021. Pasca kejadian tersebut, akhirnya ada 69 orang yang tercatat ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi tersebut.

Kontributor : Muhammad Aidil

Baca Juga: Pemkot Makassar Bentangkan Bendera Merah Putih 1000 Meter di Atas Laut

Load More