SuaraSulsel.id - Pandemi Covid-19 berdampak pada banyak orang. Termasuk para seniman di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 menambah masalah seniman. Gerak tangan para seniman kian terbatas.
Salah satunya dialami Bahtiar Hafid, seniman pelukis di Kota Makassar. Hasil karyanya terpaksa dibungkus di dalam rumah.
"Mau dipajang juga butuh biaya perawatan. Terpaksa dibungkus," kata Bahtiar saat berbincang dengan SuaraSulsel.id di kediamannya di Benteng Somba Opu, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Belum Tahu Kapan PPKM Level 4 Berakhir, Wali Kota Andi Harun: Mudah-mudahan Hari Ini
Bahtiar adalah pelukis supranatural pertama di Sulawesi Selatan. Hasil karyanya sudah terkenal hingga ke luar negeri.
Beberapa tokoh pahlawan yang dilukisnya memiliki relasi dengan sejarah kolonial di Sulawesi seperti karya portrait Sultan Hasanuddin, Raja Bone Arung Palakka, Raja Gowa ke-14 dan karya lukisan potrait Syekh Yusuf yang mengantarkannya meraih penghargaan dari International Biographic Centre (IBC) Inggris dan Children Art Studio ST.Cyrill and Methode Macedonia tahun 2000.
Bahtiar setiap hari memamerkan hasil karyanya di Benteng Fort Rotterdam. Disana, pengunjung lebih ramai dibanding di Benteng Somba Opu.
Namun, beberapa bulan ini, pria kelahiran Pinrang itu terpaksa tinggal di rumah. Tak ada lagi wisatawan yang berkunjung.
"Benteng Fort Rotterdam wisata juga ditutup. Tidak ada pengunjung, kita mau bagaimana," tutur pria berusia 74 tahun itu.
Baca Juga: Terungkap! Daerah Ini Jadi Satu-satunya yang Masih Level 4 di Jawa Tengah
Selama pandemi, ia mengaku perekonomian mereka serba kekurangan. Untuk bertahan hidup, ia terpaksa mengandalkan pohon pisang di samping rumahnya. Ia menjual daun pisang.
Bahtiar tinggal bersama istri dan satu orang cucunya. Mereka tinggal di rumah yang disiapkan pemerintah untuk budayawan.
"Saya ambil daun (pisang) dan jual. Laku berapa saja. Saya hidup dari daun pisang karena kalau pisangnya lama," ujarnya.
Ia mengaku tak mau mengandalkan bantuan pemerintah. Semua orang di kondisi sekarang lagi susah.
"Saya harap pandemi segera berakhir agar bisa beraktivitas kembali seperti biasa. Kita sekarang semua susah, makan saja setengah mati," tandasnya.
Hal yang sama diungkapkan Muchsin, salah satu personel band lokal di Kota Makassar. Sebelum pandemi, mereka sering manggung dari kafe ke kafe.
Namun selama pemberlakuan PPKM, semua kafe tutup. Live music ditiadakan.
"Selama ini perekonomian kami hanya mengandalkan main musik. Pas kafe ditutup, kita tidak bisa berbuat apa-apa," tuturnya.
Kini, Muchsin terpaksa beralih profesi menjadi penjual kue tradisional. Ia memanfaatkan media sosial untuk menjajakan dagangannya.
"Sekarang harus serba kreatif untuk cari uang," tukasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Mira Hayati Tidak Dipenjara di Sel, Nikmati 'Kebebasan' Meski Rugikan Ribuan Orang
-
Harga Tiket Kapal Laut Makassar-Surabaya April 2025 dengan Jadwal Terbaru
-
Kandaskan CAHN FC, PSM Buka Kans Akhiri Titel Juara Bertahan Puluhan Tahun Wakil Singapura
-
Hina Indonesia Negara Miskin, Anco Jansen Kini Semprot Mees Hilgers Cs
-
Kandaskan CAHN FC, PSM Makassar Lanjutkan Hegemoni Persepakbolaan Indonesia atas Vietnam
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Insentif Guru Besar Unhas Naik Jadi Rp5 Juta
-
Polisi Gadungan Beraksi di Gowa, Begini Caranya Tipu Korban Hingga Terciduk
-
Mira Hayati Jadi Tahanan Kota, Perampok Toko Emas Ditangkap Polisi
-
Appi Alihkan Anggaran Truk Pengangkut Sampah ke Perbaikan Sekolah dan Seragam Sekolah Gratis
-
Berkat Pendanaan KUR dari BRI, Toko Kelontong Suryani Kini Hasilkan Rp500 Ribu per Hari