SuaraSulsel.id - Pekerja migran, Maria Magdalena duduk menunggu antrean di Kompleks Rumah Susun Nunukan, Kalimantan Utara. Kristabelle, anaknya yang masih berusia enam tahun, duduk di atas pangkuan wanita berusia 30 tahun itu.
Perhatian Tim dari Kantor Staf Presiden (KSP) yang mendampingi perlindungan pekerja migran, Kamis (5/8/2021), langsung tertuju padanya.
Kepada KSP, Maria mengaku sudah sebulan berada di Nunukan, Kalimantan Utara. Sebelumnya, selama sepuluh tahun dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Serawak, Malaysia.
“Saya mau pulang,” kata Maria, sambil menyebut Adonara, Nusa Tenggara Timur sebagai rumahnya.
Baca Juga: Kisah Tragis Pengantin Wanita di Kupang Meninggal saat Dirias, Pesta Nikah jadi Kabar Duka
Tapi sesampai di Nunukan, agen perjalanan yang sudah menerima pembayaran 2.000 ringgit (sekitar Rp 7 juta) dari Maria, angkat tangan.
“Saya sudah bayar ongkos tiket untuk barang dan anak saya juga,” kata Maria.
Masalahnya, sejak sebulan terakhir setiap perjalanan jarak jauh harus dilengkapi sertifikat vaksin. Sang agen tak sanggup memenuhi syarat itu.
Mereka langsung ‘melemparkan’ Maria dan anaknya ke Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) di Nunukan.
Maria dan Kristabelle tidak sendiri. Mereka hanya dua dari 204 pekerja migran asal Nusa Tenggara Timur yang Senin (3/8/2021) lalu tiba-tiba muncul di kantor BP2MI Nunukan.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di NTT, Kemendikbudristek Rangkul Berbagai Pihak
“Mereka ini bukan kami tangkap, tapi menyerahkan diri ke kantor saya,” kata Hotma Victor Sihombing, Kepala UPT BP2MI Nunukan. Agen perjalanan yang sudah menerima pembayaran langsung melepas tanggungjawab.
Berita Terkait
-
Penyaluran KUR Pekerja Migran Pindah ke BP2MI: Ini Kata Menteri UMKM
-
Jaringan Predator Seks Anak di NTT: Sosok VK Diduga Jadi 'Makelar' Eks Kapolres Ngada!
-
Pekerja Indonesia Disarankan Tak ke Myanmar, Kamboja dan Thailand: Rawan TPPO!
-
CEK FAKTA: Benarkah TNI Jemput Pekerja Migran dari Malaysia untuk Perang?
-
Wacana Pencabutan Moratorium PMI ke Arab Saudi: Jangan Hanya Demi Devisi, Tapi Abai Nasib Pekerja
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Berkat Pendanaan KUR dari BRI, Toko Kelontong Suryani Kini Hasilkan Rp500 Ribu per Hari
-
Petani Perkebunan Rakyat Sulsel Merana! NTP Anjlok Drastis 5,63 Persen di Maret 2025
-
Wali Kota Makassar Siap Hadapi Gugatan Kontraktor Lapangan Karebosi
-
Penampakan Kapal Pesiar Mewah Scenic Eclipse II Sandar di Pelabuhan Makassar
-
Preman Pelabuhan Makassar Ditangkap Polisi