Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 04 Juli 2021 | 11:13 WIB
Replika Menara Eiffel di tengah keindahan padang rumput hijau Bukit Waru, Desa Kahianga, Kecamatan Tomia Timur, Wakatobi, Sulawesi Tenggara [telisik.id]

SuaraSulsel.id - Liburan ke Paris dan foto di depan Menara Eiffel tentu membutuhkan biaya banyak. Apalagi di tengah pandemi, sangat sulit untuk wisata keluar negeri.

Para Traveler tidak perlu bersedih, karena di Wakatobi terdapat replika Menara Eiffel di tengah keindahan padang hijau. Tidak kalah Indah dengan Menara Eiffel di Paris.

Berada di Bukit Waru, Desa Kahianga, Kecamatan Tomia Timur, Wakatobi, replika Eiffel ini bernama Puri Kahyangan. Menyuguhkan destinasi wisata unik dan instagramable.

Mengutip telisik.id -- jaringan suara.com, Menar eiffel bambu ini diresmikan pada tahun 2020. Dioperasikan oleh pemerintah desa setempat.

Baca Juga: Romantis, Wanda Nara Pamer Foto Cium Mauro Icardi di Depan Menara Eiffel

Saat mengunjungi tempat ini kamu akan disuguhkan dengan sebuah replika Menara Eiffel yang berdiri di tengah hamparan padang rumput hijau.

Menara yang terbuat dari bambu ini memiliki ketinggian kurang lebih 15 meter dengan arsitektur ayaman bambu yang panjang.

Selain menyuguhkan spot wisata instagramable, salah satu andalan tempat wisata ini adalah suasana sunset di kala senja. Dapat memanjakan mata para wisatawan untuk menikmati keindahan alam Pulau Tomia.

Replika Menara Eiffel di tengah keindahan padang rumput hijau Bukit Waru, Desa Kahianga, Kecamatan Tomia Timur, Wakatobi, Sulawesi Tenggara [telisik.id]

Menara ini tidak jauh dari jalan raya, para pengunjung bisa berjalan kaki selama lima menit untuk mengabadikan momen dan foto di tempat ini.

Menurut Zulfikar, seorang pemuda karang taruna setempat, menara tersebut dibangun atas inisiatif Pemerintah Desa Kahianga.

Baca Juga: Dihantam Badai, Nelayan Hilang di Perairan Wakatobi Belum Ditemukan

“Tak usah jauh-jauh ke Paris jika ingin melihat Menara Eiffel. Di Tomia pun ada, apalagi menara ini dibangun dengan sumber daya desa yaitu bambu," ungkap Zulfikar kepada Telisik.id, Sabtu (3/7/2021).

"Bambu tersebut kemudian dibuatkan kreatifitas sehingga dapat memberikan mahakarya yang menakjubkan,” sambungnya.

Load More