Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 30 Maret 2021 | 10:30 WIB
Wali Kota Parepare Taufan Pawe / [Foto : Instagram Taufan Pawe]

SuaraSulsel.id - Uji kepatutan dan kelayakan yang dilakukan DPD I Golkar Sulsel disoroti pengurus DPP. Ketua DPD Golkar Sulsel Taufan Pawe disebut asal buat aturan.

Sindiran tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Mustafa Raja.

Mustafa mengaku DPP baru tahu jika aturan seperti itu diberlakukan di musyawarah daerah kabupaten dan kota di Sulsel.

"Sejak kapan Golkar gelar Musda dilakukan uji kepatutan dan kelayakan, atau fit and proper test. Di peraturan organisasi itu tidak ada yang seperti itu," kata Mustafa, Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Juga: Terbukti Bersalah Bentak-bentak PKL, Taufan Pawe Pecat Camat Ujung

Ia meminta agar Partai Golkar Sulsel tidak asal buat aturan sendiri. Menurutnya, Musda adalah sakral sehingga harus ikut aturan organisasi.

Mustafa menjelaskan, aturan dan pelaksanaan Musda di kabupaten dan kota sudah diatur dalam Peraturan Organisasi nomor 2 tahun 2020.

Dalam petunjuk pelaksanaan Musda Partai Golkar juga tak satu pun pasal yang mengatur soal uji kelayakan dan kepatutan terhadap Calon Ketua DPD II Golkar. Sehingga, jangan ada lagi ada gerakan tambahan.

"Pasal berapa dan aturan mana yang mewajibkan Calon Ketua DPD II di-fit and proper test? Apakah kemarin Ketua DPD I waktu maju di-fit and proper test?, jadi jangan buat aturan di luar aturan yang sudah ditetapkan DPP," jelasnya.

Di aturan itu, kata Mustafa juga disebutkan bahwa Musda Golkar di kabupaten dan kota digelar selambat-lambatnya enam bulan setelah Munas Partai Golkar digelar. Namun, di Sulsel ada penundaan.

Baca Juga: Viral Oknum Camat Bentak Pedagang Sampai Anak Nangis, Walikota Minta Maaf

Sehingga, kata Mustafa, pelaksanaan musda ini jelas sudah melanggar aturan main organisasi. Ia juga meminta agar pengurus DPD I tidak melakukan rekayasa politik termasuk dengan mengusulkan adanya diskresi.

Diskresi itu kewenangannya ada di tangan Ketua Umum, Airlangga Hartarto. Tidak semudah itu untuk dikeluarkan.

Ia meminta agar Musda di Kabupaten Golkar dilakukan dengan cara demokratis. Calon ketua yang ada bisa dipilih berdasarkan suara kader dan pemilik suara.

"Jadi jangan kira diskresi itu mudah dikeluarkan. Kalau mau musda, laksanakan, jangan menunda-nunda dengan alasan diskresi belum terbit dan ada syarat khusus yang dibuat-buat," tegasnya.

Diduga Ada Transaksi Pada Musda Golkar di Sulsel

DPP, kata Mustafa juga mengendus adanya dugaan politik transaksi pada Musda Golkar di kabupaten dan kota di Sulsel. Jualannya adalah diskresi oleh Ketua Umum Golkar, Airlangga.

Mustafa mengatakan, calon ketua DPD II diiming-imingi soal diskresi oleh DPD I. Hal tersebut akan segera dilaporkan ke Airlangga.

"Setiba di Jakarta hal ini akan saya sampaikan ke ketua umum, sebab langkah seperti ini sudah melanggar aturan organisasi. Jika benar ada transaksional terjadi untuk diskresi maka jelas ini pelanggaran berat dan pasti ada sanksinya," tegas Mustafa.

Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan Taufan Pawe yang dikonfirmasi hingga kini belum merespon.

Namun, sebelumnya, Taufan mengaku proses uji kepatutan dan kelayakan dilakukan untuk mengetahui visi misi calon untuk partai Golkar. Termasuk dalam mengawal kepentingan politik partai Golkar ke depannya.

Taufan juga bilang Partai Golkar menginginkan ketua yang siap berkorban untuk partai Golkar, termasuk mereka yang siap berkorban untuk kejayaan partai, bukan menjadikan partai sebagai objek pendapatan.

Juru Bicara Golkar Sulsel, Salwa Mochtar mengatakan fit and proper test memang tak ada dalam aturan organisasi. Namun, ini merupakan terobosan yang dihadirkan Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe.

"Walau pun terobosan ini tidak ada dalam aturan, tetapi inilah kelebihan Partai Golkar Sulsel pada paradigma baru yang dinginkan Ketua Taufan Pawe untuk menjadikan Golkar sebagai partai cerdas," katanya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More